Sudah memasuki episode 14, nggak kerasa tinggal 6 episode lagi....
Hwaiting....
Hwaiting....
Nyonya Song marah kepada Jin-young karena membeli barang pesanan tidak sesuai dengan keinginannya. “bagaimana bisa kau membeli ini, ini bukan seleraku, ambil kembali ini” ujar Nyonya Song marah dan melempar barang yang sudah dibeli ke wajah Jin-young. Dong-hyuk hanya terdiam melihat Jin-young, muncul rasa marah di dadanya kenapa Jin-young tidak berusaha membela diri. “ayo cepat pergi dari sini!” teriak Nyonya Song. “maafkan saya Nyonya” ujar Jin-young pelan dan segera membereskan barang-barang yang berhamburan di lantai.
“maaf” ujar Nyonya Song kepada Dong-hyuk dan Leo begitu Jin-young pergi “tidak apa-apa, kami akan segera mengirimkan dokumen-dokumennya yang lebih terperinci kepada anda nanti” ujar Leo. “aku ingin Tuan Shin Dong-hyuk yang menjelaskan rinciannya kepadaku” ujar Nyonya Song “kami akan kembali nanti” jawab Dong-hyuk dan bergegas pergi.
Begitu Dong-hyuk keluar, dia masih melihat Jin-young berdiri terpaku dan masih memegang kantong belanjaan. Dong-hyuk bergegas mendekati Jin-young namun Jin-young dengan segera berlari dan menghindar dari Dong-hyuk.
Jin-young berlari ke villa dimana dulu dia pernah mengajak Dong-hyuk kesana dan berdansa bersama dengannya. “kenapa kau seperti itu, aku akan mendapatkan pakaian untuk tamu itu” ucap Dong-hyuk begitu berhasil mengejar Jin-young “aku tidak ingin menjelaskannya untukmu” jawab Jin-young “kau melakukan semua ini demi pekerjaanmu….” Ujar Dong-hyuk “aku tidak tahu sedang melakukan apa, ini belum pernah terjadi sebelumnya, sudah banyak hal memalukan yang telah kulakukan dan kenapa kau harus mengenalku” teriak Jin-young “jadi, hotel ini sangat penting bagimu?” tanya Dong-hyuk “ya, hotel ini sangat penting bagiku, dulu aku sangat bangga bekerja di Hotel ini, tapi setelah mengenalmu semuanya berubah” jawab Jin-young “jika Hotel ini sangat penting bagimu dan karena Hotel ini kamu menolakku, aku bersumpah, aku akan tinggal di Hotel ini dan akan merebutnya” ucap Dong-hyuk tegas “Tuan Shin Dong-hyuk jangan melakukan hal ini, banyak para karyawan yang akan kehilangan pekerjaannya nanti” pinta Jin-young “dan termasuk Tae-jun kan?tidak perduli siapa yang bekerja disini, aku akan tetap merebut Hotel ini” ucap Dong-hyuk “Tae-jun tidak akan tinggal diam, dia pasti akan berbuat sesuatu untuk menyelamatkan Hotel ini” ucap Jin-young “Begitu berharganya Hotel ini bagimu?Nona Jin-young tidak bisakah kamu kembali ke sisiku lagi,……….”. Jin-young hanya terdiam “Baiklah jika kau tidak bisa kembali ke sisiku lagi, aku akan meninggalkanmu” ucap Dong-hyuk dan pergi.
Tae-jun bertanya kepada Hyun-chul kemana Jin-young pergi. Hyun-chul mencoba menjelaskan kalau Manager Suh sedang membelikan pakaian dalam untuk tamu. Tae-jun heran kenapa harus Jin-young yang membelikannya padahal itu bukan tugasnya. Hyun-chul kembali menjelaskan kalau tamu tersebut hanya ingin jika Jin-young yang membelikannya. “terus dimana Manager Suh sekarang?” tanya Tae-jun “dia sudah mengantarkan barang milik tamu tersebut, tetapi saya tidak tahu keberadaan Manager Suh sekarang” jawab Hyun-chul.
Tae-jun tidak sengaja bertemu dengan Dong-hyuk. Dong-hyuk berkata kepada Tae-jun bahwa dia harus lebih hati-hati karena Dong-hyuk sudah memilki semua kartu untuk memenangkan permainan kali ini. “salah besar, anda belum memilki kartu AS” ucap Tae-jun dan maksud dari ucapan Tae-jun adalah Nyonya Song. “oh, kalau begitu anda harus lebih memperhatikan pegawai anda agar tidak mendapat marah dari tamu” ucap Dong-hyuk.
Tae-jun bergegas ke ruang Manager “dimana Manager Suh?” tanya Tae-jun ketika bertemu dengan Son-jung “aku tidak tahu, GM apa manager Oh sudah memberitahumu kalau Nyonya Song tinggal di Hotel ini?” tanya Son-jung. Tae-jun terkejut dan Son-jung mengira kalau Manager Oh sudah membocorkan rahasia yang dipercayakan Jin-young padanya kepada Tae-jun. “apa yang kamu katakan?” tanya Tae-jun “kamu tidak tahu?oh…..aku………..” ujar Son-jung dan segera menutup mulutnya dan mengutuk dirinya sendiri karena memberitahukan hal tersebut kepada Tae-jun.
Tae-jun bergegas mencari Jin-young dan melihatnya berada di villa sedang duduk termenung. Tae-jun mendekatinya dan ikut duduk disampingnya. Tae-jun mulai bertanya kenapa Jin-young berbohong soal keberadaan Nyonya Song di Hotel Seoul. Jin-young yang masih sedih mencoba menjelaskan kepada Tae-jun kalau dia tidak ingin kejadian 3 tahun yang lalu terjadi lagi pada Tae-jun. “kamu tidak seharusnya menyembunyikan hal tersebut dariku” ucap Tae-jun “aku hanya tidak ingin kau terjebak lagi” teriak Jin-young dan segera pergi meninggalkan Tae-jun. Tae-jun melihat kantong belanjaan yang ditinggalkan Jin-young dan mengambilnya.
Son-jung melihat Jin-young masuk ke ruangan para manager dengan wajah kusut. Son-jung meminta maaf karena sudah memberitahukan mengenai keberadaan Nyonya Song kepada Tae-jun. Jin-young sama sekali tidak memperdulikan ucapan Son-jung dan mulai menangis. Melihat hal tersebut, membuat Son-jung semakin merasa bersalah.
“aku benci diriku sendiri mengatakannya,maafkan aku” pinta Son-jung “aku tidak marah denganmu” ucap Jin-young “benarkah?” tanya Son-jung tidak percaya “kenapa kau mengepak barang-barangmu, apa kau mau pulang?” tanya Son-jung lagi melihat Jin-young membereskan semua barang-barangnya “aku mau cuti, aku pulang dulu” jawab Jin-young dan menghapus air mata di wajahnya.
Tae-jun menarik nafas panjang. Ini pertama kalinya dia akan bertemu dengan Nyonya Song setelah kejadian 3 tahun yang lalu. Tae-jun mulai memencet bel dan beberapa menit kemudian Nyonya Song keluar dan tersenyum kepada Tae-jun. “apakah kamu disini untuk mencari saya GM, sudah lama sekali kita tidak bertemu, silahkan masuk” ucap Nyonya Song.
“apakah perjalananmu menyenangkan?” tanya Nyonya Song begitu Tae-jun masuk ke dalam kamar “perjalanan?” tanya Tae-jun tidak mengerti “dugaan saya tepat, staf wanitamu telah membohongiku, aku ingat dia, 3 tahun yang lalu datang kepadaku dan memohon agar aku mengatakan kamu tidak bersalah” ujar Nyonya Song dan hal itu membuat Tae-jun terkejut “sebenarnya aku disini untuk meminta maaf, namun saat dia berbohong kalau kamu sedang melakukan perjalan ke Pulau Jeju, aku sengaja mengejeknya” tambah Nyonya Song dan bergegas mengambil sebuah map yang sudah disiapkannya daritadi “seorang pria bernama Shin Dong-hyuk datang lebih awal,dia ingin membeli saham hotel saya dengan harga yang menarik,apakah kau datang untuk ini juga?” tanya Nyonya Song, Tae-jun hanya terdiam “saham hotel saya ada di dalam sini, saya ingin memberikannya kepadamu sebagai cara saya untuk membayar kamu untuk kejadian 3 tahun yang lalu, jaga saham saya baik-baik ya, oh ya katakan pada Nona Suh Jin-young bahwa saya suka pakaian yang sudah dibelikannya untukku” tambah Nyonya Song.
Tae-jun tersenyum “salaman” ujar Nyonya Song. Tae-jun perlahan-lahan menjulurkan tangannya dan menyambut uluran tangan Nyonya Song. “terima kasih banyak” ucap Tae-jun dan segera menarik tangannya yang terus dipegang oleh Nyonya Song.
Sementara itu Leo menerima telepon dari Nyonya Song dan mengabarkan kepadanya kalau dia sudah menjual sahamnya kepada GM. Hal itu membuat Dong-hyuk terkejut. “apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Leo khawatir “hubungi Tuan Park” ucap Dong-hyuk.
“apa?Informasi bocor?” tanya Tuan Park tidak percaya ketika ditelepon Dong-hyuk “Tuan Park, hanya kau dan aku yang tahu kalau Nyonya Song yang memiliki saham 3%, seharusnya kau berhati-hati terhadap orang-orang disekitarmu” ujar Dong-hyuk “itu tidak mungkin” sangkal Tuan Park dan mengingat kejadian sewaktu di restoran dimana Yun-hee ikut juga mendengarkan percakapan mereka mengenai Hotel Seoul.
Dong-hyuk hanya duduk di kursi dan menyesali apa yang terjadi.Saham Nyonya Song yang seharusnya jatuh ke tangan mereka sekarang beralih ke tangan Tae-jun. Leo mulai mengeluarkan pendapat kalau mungkin Suh Jin-young yang sudah memberitahukan hal tersebut kepada Tae-jun karena tadi dia sempat melihat Dong-hyuk dan Leo di kamar Nyonya Song. Dong-hyuk dengan cepat membela Jin-young dan mengatakan kalau Jin-young tidak mungkin melakukannya.
Nyonya Choi selaku direktur utama Hotel Seoul mengucapkan terima kasih kepada Son-jung. Son-jung sangat senang dan tidak menyangka jika omongannya membawa dampak yang sangat besar untuk Hotel Seoul. Sebagai ucapan terima kasih Direktur Choi memberi uang kepada Tae-jun untuk mentraktir karyawan makan-makan. “maaf untuk kekacauan akhir-akhir ini, semua pasti sangat lelah. Meskipun jumlahnya tidak banyak, cobalah untuk bersenang-senang dan makan malam bersama” ucap Nyonya Choi.
Semua karyawan sedang makan-makan dan minum bersama, tapi lain halnya dengan Tae-jun yang hanya berdiri di luar dan sama sekali tidak berniat untuk masuk ke dalam restoran.
“kenapa kau di luar?” tanya Yun-hee mengagetkan Tae-jun “oh, aku hanya ingin menghirup udara malam saja, oh….berkat bantuan Nona Yun-hee hotel dapat diselamatkan” jawab Tae-jun “aku tidak berbuat apa-apa, apa kamu khawatir?” tanya Yun-hee senang “sedikit” jawab Tae-jun “kalau begitu untuk malam ini jadilah ksatria hitam untukku” pinta Yun-hee “baiklah, tapi kita pamitan dulu dengan yang lain” ucap Tae-jun “tidak usah, tidak akan ada yang tahu siapa yang sudah pulang duluan” ucap Yun-hee dan langsung menarik tangan Tae-jun pergi.
Yun-hee mengajak Tae-jun ke toko Eun-jae sahabatnya. Yun-hee kemudian memperkenalkan Tae-jun kepada Eun-ja.
Sementara itu Yong-jae dan Jenny duduk bersama hadap-hadapan. “mengapa kau masih disini?” tanya Yong-jae pada Jenny yang sudah mabuk “aku sedang menunggu seseorang.aku sudah menunggu berkali-kali untuk orang yang tidak pernah muncul. Aku menunggu sia-sia…. untuk ibu saya yang akan membawaku pulang ke rumah. Aku menunggu sepanjang malam dan tidak berani untuk menutup mata bahkan mengedipkannya,jadi saya tidak berani untuk tidur” ucap Jenny sedih “panggil dia saja” ucap Yong-jae dan hendak mengeluarkan Hp-nya dan memberikannya ke Jenny “kalau saja, saya bisa meneleponnya, tidak, kalau saja saya bisa mengingat suara ibuku” jawab Jenny.
Tae-jun mengantar Yun-hee pulang. Di sepanjang perjalanan pulang Yun-hee berkata kalau dia sangat senang diantar pulang oleh Tae-jun, bahkan dia ingin setiap hari jika Tae-jun yang mengantarnya. “Seseorang pernah berkata “Cinta adalah sebuah pencarian, semakin banyak kamu memiliki semakin banyak kamu merindukan, itulah mengapa kamu perlu harta cinta untuk waktu yang lama” ucap Yun-hee.
Sebuah mobil melintas di samping mereka dan berhenti tepat dihadapan mereka. Yun-hee yang mengenali plat mobil tersebut ketakutan dan terkejut. Benar saja, Tuan Park turun dari mobil dan segera menghampiri mereka. “kamu pasti GM Hotel Seoul bukan?” tanya Tuan Park “ya, senang bertemu dengan anda”ucap Tae-jun “Yun-hee masuk ke dalam” perintah Tuan park “tapi ayah?....” “masuk sekarang”. Yun-hee akhirnya menurut dan masuk ke dalam rumah.
“apa kamu tahu Yun-hee adalah putri saya?” tanya Tuan Park pada Tae-jun “ya” jawab Tae-jun “kamu sengaja mendekati Yun-hee bukan untuk mendapatkan informasi mengenai saya bukan, aku tidak menyangka seorang GM bisa melakukan hal tersebut” ucap Tuan Park
“ini bukan seperti yang anda pikirkan, Yun-hee adalah karyawan yang sangat rajin” jawab Tae-jun “saya permisi” ucap Tae-jun dan bergegas pergi.
Tuan Park masuk ke dalam kamar Yun-hee dan mulai memarahinya. Tuan Park melarang Yun-hee untuk bekerja di Hotel Seoul lagi “berhenti dari Hotel Seoul dan lupakan tentang Hotel itu termasuk GM” ujar Tuan Park tegas “aku tidak bisa ayah, aku menyukainya” ujar Yun-hee. Tuan Park terkejut mendengar pengakuan Yun-hee “ketika aku dalam masa terpuruk, dia selalu anda untukku, jadi bagaimana bisa aku melupakannya ayah” ucap Yun-hee dengan mata berkaca-kaca “apa!kamu harus melupakannya, kamu adalah putriku dan saya yang akan memutuskan dengan siapa kamu akan menikah, mengundurkan diri besok” teriak Tuan Park.
Yun-hee berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan sesuatu dari dalam laci “kamu tahu apa ini ayah?ibu menggunakan ini untuk bunuh diri, jadi jika kau memaksaku aku akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ibu” ucap Yun-hee tegas dan memperlihatkan sebotol obat tidur kepada ayahnya “anak ini, beraninya mengancamku” teriak Tuan Park “aku lebih baik mati daripada jadi bonekamu ayah” ucap Yun-hee “anak Ini” teriak Tuan Park dan hendak menampar Yun-hee namun dia mengurungkan niatnya dan berlalu pergi dengan membawa obat tidur Yun-hee ditangannya.
Tae-jun berdiri di depan apartemen Jin-young dan terus menunggu Jin-young. Beberapa menit kemudian Jin-young datang dengan belanjaan di tangannya. “darimana saja kamu?” tanya Tae-jun “dari berbelanja, ayo masuk” ajak Jin-young, rupanya kemarahannya pada Tae-jun sudah reda.
Jenny memasakkan makanan untuk Tae-jun dan Jin-young, “ayo silahkan dimakan” ucap Jenny senang “aku beruntung sekali bisa memasak hasil masakan Koki Hotel Seoul” ucap Tae-jun. Jenny tertawa dan pamit untuk tidur. “Nyonya Song berkata kepada saya bahwa kamu menemuinya dan meminta kepadanya untuk mengatakan kalau aku tidak bersalah” ucap Tae-jun “aku tidak mengingatnya” jawab Jin-young “kau sudah terlalu baik kepadaku” ucap Tae-jun “siapa suruh kau sudah menyiakan-akan aku, kesempatan itu tidak akan datang lagi” ledek Jin-young. Tae-jun terdiam “ah, aku ingin beristirahat sebentar” ucap Tae-jun dan mengganti posisinya menjadi tidur “hei, kembali ke hotel” teriak Jin-young “aku hanya istirahat, tidak tidur” ucap Tae-jun dan perlahan-lahan mulai memejamkan mata.
Jin-young memandangi Tae-jun dan mengambilkan selimut untuknya “selamat tidur Tae-jun” lirih Jin-young dan beranjak ke kamar. “apa yang kau lakukan pada kalungnya?” tanya Tae-jun dan menghentikan langkah Jin-young “aku tidak memilikinya lagi” jawab Jin-young “bukankah kau memilki 2 kalung?” tanya Tae-jun, namun Jin-young sama sekali tidak menjawab.
Sementara itu Dong-hyuk berdiri di balkon dan sedang melihat kalung yang pernah diberikannya kepada Jin-young sewaktu ulang tahunnya dulu.
Keesokan harinya Tuan Park ditemani pembantunya masuk ke kamar Yun-hee “jam berapa dia pergi tadi pagi?” tanya Tuan Park “jam 6 pagi Tuan, saya bahkan tidak perlu membangunkan Nona, dia sangat rajin semenjak bekerja di Hotel” jawab pembantunya. Tuan Park melihat selembar kertas tulisan Yun-hee tergeletak di meja.
“Dewan Bank telah menunjuk saya sebagai konsultan mereka, namaku Shin Dong-hyuk,ini pengacara saya, Dr Leo” ucap Dong-hyuk memperkenalkan diri dan duduk dihadapan Tae-jun. Tae-jun terdiam dan melirik Jin-young yang raut wajahnya langsung berubah melihat Dong-hyuk. “saya memiliki beberapa pengumuman penting, silahkan melihat dokumen-dokumen disini,ini adalah analisis saya terhadap Hotel Seoul” ucap Dong-hyuk dan membagikan beberapa dokumen kepada Manager.
Dong-hyuk kemudian meminta Hotel untuk melakukan penghematan dan hal itu ditentang keras oleh Nyonya Choi karena itu bukan hak Dong-hyuk untuk ikut campur. “dengan melakukan penghematan kita bisa mengumpulkan keuntungan sebesar-besarnya dan GM tolong catat semua masalah yang dihadapi Hotel dan laporkan pada saya” ucap Dong-hyuk dan keluar dari ruang rapat.
Tae-jun mengejar Dong-hyuk dan memintanya untuk tidak melakukan penghematan. “kita harus melakukannya GM dengan cara mengurangi jumlah karyawan” ucap Dong-hyuk tegas dan pergi.
Jin-young dan Son-jung terkejut melihat beberapa karyawan berkumpul di ruang manager dengan wajah gelisah. “ada apa ini?” tanya Jin-young heran “kami mendengar bahwa dewan konsultan Bank berada disini dan akan mereshuffle semua pegawai” jawab Mi-hee “itu hanya isu, jangan mempercayainya” jawab Son-jung “bagaimana dengan kami, kami pasti yang pertama akan dipecat, anakku baru saja masuk universitas dan aku masih memilki 2 anak yang lainnya” keluh salah seorang cleaning servis “dan katanya gaji kami tidak akan dibayarkan” tambah dari teman yang lainnya.
Manager Oh tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Manager dan marah-marah karena semuanya berkumpul di ruangan manager dan tidak bekerja “kalian lebih baik kembali bekerja dan tidak perlu mengkhawatirkan masalah itu”.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun Tae-jun sama sekali tidak berniat untuk pulang dan lebih memilih untuk menyelesaikan laporan yang diminta Dong-hyuk. Sudah berlembar-lembar kertas yang dibuang Tae-jun ke tempat sampah namun laporannya belum selesai juga. Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya dan mengantarkan kopi untuknya.
“ah, aku hanya ingin mengantarkan kopi untukmu” ucap Yun-hee dan meletakkan nampan di atas meja. Tae-jun berdiri dari kursinya dan duduk di hadapan Yun-hee. “mungkin aku tidak seharusnya ada disini, aku akan segera pergi” ucap Yun-hee “tidak apa-apa Nona Yun-hee” jawab Tae-jun “bisakah anda memanggil saya dengan nama saja, seperti yang anda lakukan pada Manager Suh” pinta Yun-hee “Yun-hee” ucap Tae-jun menyebut nama Yun-hee.
“sebenarnya aku merasa bersalah pada ayahmu ketika bertemu di jalan pada waktu itu” ucap Tae-jun “kenapa?” tanya Yun-hee “karena aku mulai menyukaimu” jawab Tae-jun, Yun-hee terkejut mendengar ucapan Tae-jun dan mulai meneteskan air mata “kenapa kau merasa bersalah?” tanya Yun-hee “karena aku tidak bisa, tidak akan ada seorangpun yang menyetujui hubungan ini” jawab Tae-jun “jika kamu benar-benar menyukai seseorang jangan takut tentang apa yang akan terjadi, itulah baru cinta” ucap Yun-hee “pada akhirnya kamu akan terluka dan kita berdua akan sangat lelah, aku bisa melihat dimana jalan ini akan berakhir, aku tidak memiliki keyakinan” ucap Tae-jun “terlepas dari akhir cerita, tidak ada yang bisa menghentikanku, aku tidak akan membiarkan orang lain membawamu pergi dariku,aku sedang berpikir…..apa yang seharusnya kulakukan?apa yang seharusnya kulakukan untuk orang yang kucintai?walaupun aku masih tidak tahu…..tapi aku merasakan kebahagiaan, harap jangan menghentikanku” ucap Yun-hee. Tae-jun hanya terdiam dan menatap Yun-hee dengan tatapan kasihan, Tae-jun bingung apa yang harus dilakukannya sekarang.
“mian, aku menganggu pekerjaanmu” ucap Yun-hee “tidak apa-apa, aku akan bekerja lebih keras lagi” jawab Tae-jun.
Keesokan harinya, Tae-jun ditemani Jin-young dan Manager Oh bertemu dengan Dong-hyuk. Tae-jun menyerahkan proposal yang diminta Dong-hyuk namun Dong-hyuk melemparkan proposal tersebut ke meja tepat dihadapan Tae-jun. “semua ini sampah GM, aku ingin kau melakukan penghematan segera dengan memecat beberapa karyawan”ucap Dong-hyuk tegas “aku tidak bisa memecat mereka tanpa alasan yang jelas” jawab Tae-jun “jadi kamu tidak ingin memecat mereka, kalau begitu kamu harus mengundurkan diri” ucap Dong-hyuk tegas.
Begitu Tae-jun dan Dong-hyuk pergi, Manager Oh berkata kepada Dong-hyuk kalau Tae-jun tidak bisa memecat karyawan maka dia yang akan melakukannya. “kalau begitu berikan 100 nama padaku besok” ucap Dong-hyuk.
Manager Yu tergesa-gesa masuk ke ruang manager dan dengan cepat memberikan daftar nama-nama karyawan di Hotel Seoul kepada Manager Oh. Son-jung yang kebetulan berada disana bersama dengan Jin-young mendengar percakapan mereka “Manager Oh apa yang akan kamu lakukan untuk menyelamatkan Hotel, siapa yang akan kamu korbankan hah” . Manager Oh menatap tajam Son-jung dan bergegas pergi mencari ruangan yang kosong agar Son-jung tidak mengganggunya dengan semua omongannya. Manager Yu tidak tinggal diam dan mengikuti Manager Oh. “apa yang akan terjadi?Jin-young apa kau melihat GM?” tanya Son-jung “aku tidak melihatnya” jawab Jin-young sedih “mengapa semua ini terjadi, semua ini karena Shin Dong-hyuk, kenapa kau bisa menyukainya Jin-young?” tanya Son-jung dan tidak memperdulikan perasaan Jin-young yang sekarang sedang kacau “aku tidak tahu dan jangan mengangguku lagi dengan semua ucapanmu” teriak Jin-young dan meninggalkan Son-jung.
Yun-hee sedang mengatur peralatan makan dan tiba-tiba MI-hee datang dan mulai marah-marah “siapa yang sudah menggunakan mesin kopi tadi malam dan tidak membereskannya” tanya MI-hee “maafkan aku sunbaenim” jawab Yun-hee “kamu lagi!restoran telah ditutup mengapa kau masih membuat kopi?” tanya Mi-hee “maafkan aku sunbaenim, bisakah kau berlaku baik kepadaku dan jangan marah-marah lagi, aku akan membersihkannya”ucap Yun-hee dan pergi.
Yun-hee berjalan ke balkon tempat yang sangat disukainya saat sedang mendapat masalah atau bersedih. Yun-hee tersenyum ketika melihat Tae-jun juga sedang berada disana. Yun-hee perlahan-lahan mendekati Tae-jun. “apa yang kamu lakukan disini?” tanya Yun-hee “ini adalah tempat saya, kamu harus meminta persetujuan dari saya sebelumnya” tambah Yun-hee “bahkan GM harus meminta persetujuan terlebih dahulu?” tanya Tae-jun “kalau orang lain tidak apa-apa tapi untuk GM harus meminta persetujuan terlebih dahulu” jawab Yun-hee senang “aku hanya merasa lelah saja makanya datang kemari” keluh Tae-jun “kalau begitu bersandar di bahuku, kamu bisa menangis juga” ucap Yun-hee, Yun-hee ingat saat dirinya sedang sedih Tae-jun juga mempersilahkannya bersandar dibahunya. “tidak apa-apa” jawab Tae-jun “GM terlihat sangat sempurna, tetapi masih memilki kekurangan. Disaat orang lain membutuhkan pertolongan, dia dengan senang hati membantunya, tetapi disaat dia membutuhkan pertolongan, dia menolak bantuan orang lain yang ingin membantunya” ucap Yun-hee. Tae-jun tersenyum, Yun-hee mendekat ke arah Tae-jun dan menyandarkan kepalanya di bahu Tae-jun
“ayahku berkata, kita hanya membutuhkan kebahagiaan 10% tetapi kita memerlukan 90% untuk meraihnya”.
BERSAMBUNG.....
“maaf” ujar Nyonya Song kepada Dong-hyuk dan Leo begitu Jin-young pergi “tidak apa-apa, kami akan segera mengirimkan dokumen-dokumennya yang lebih terperinci kepada anda nanti” ujar Leo. “aku ingin Tuan Shin Dong-hyuk yang menjelaskan rinciannya kepadaku” ujar Nyonya Song “kami akan kembali nanti” jawab Dong-hyuk dan bergegas pergi.
Begitu Dong-hyuk keluar, dia masih melihat Jin-young berdiri terpaku dan masih memegang kantong belanjaan. Dong-hyuk bergegas mendekati Jin-young namun Jin-young dengan segera berlari dan menghindar dari Dong-hyuk.
Jin-young berlari ke villa dimana dulu dia pernah mengajak Dong-hyuk kesana dan berdansa bersama dengannya. “kenapa kau seperti itu, aku akan mendapatkan pakaian untuk tamu itu” ucap Dong-hyuk begitu berhasil mengejar Jin-young “aku tidak ingin menjelaskannya untukmu” jawab Jin-young “kau melakukan semua ini demi pekerjaanmu….” Ujar Dong-hyuk “aku tidak tahu sedang melakukan apa, ini belum pernah terjadi sebelumnya, sudah banyak hal memalukan yang telah kulakukan dan kenapa kau harus mengenalku” teriak Jin-young “jadi, hotel ini sangat penting bagimu?” tanya Dong-hyuk “ya, hotel ini sangat penting bagiku, dulu aku sangat bangga bekerja di Hotel ini, tapi setelah mengenalmu semuanya berubah” jawab Jin-young “jika Hotel ini sangat penting bagimu dan karena Hotel ini kamu menolakku, aku bersumpah, aku akan tinggal di Hotel ini dan akan merebutnya” ucap Dong-hyuk tegas “Tuan Shin Dong-hyuk jangan melakukan hal ini, banyak para karyawan yang akan kehilangan pekerjaannya nanti” pinta Jin-young “dan termasuk Tae-jun kan?tidak perduli siapa yang bekerja disini, aku akan tetap merebut Hotel ini” ucap Dong-hyuk “Tae-jun tidak akan tinggal diam, dia pasti akan berbuat sesuatu untuk menyelamatkan Hotel ini” ucap Jin-young “Begitu berharganya Hotel ini bagimu?Nona Jin-young tidak bisakah kamu kembali ke sisiku lagi,……….”. Jin-young hanya terdiam “Baiklah jika kau tidak bisa kembali ke sisiku lagi, aku akan meninggalkanmu” ucap Dong-hyuk dan pergi.
Tae-jun bertanya kepada Hyun-chul kemana Jin-young pergi. Hyun-chul mencoba menjelaskan kalau Manager Suh sedang membelikan pakaian dalam untuk tamu. Tae-jun heran kenapa harus Jin-young yang membelikannya padahal itu bukan tugasnya. Hyun-chul kembali menjelaskan kalau tamu tersebut hanya ingin jika Jin-young yang membelikannya. “terus dimana Manager Suh sekarang?” tanya Tae-jun “dia sudah mengantarkan barang milik tamu tersebut, tetapi saya tidak tahu keberadaan Manager Suh sekarang” jawab Hyun-chul.
Tae-jun tidak sengaja bertemu dengan Dong-hyuk. Dong-hyuk berkata kepada Tae-jun bahwa dia harus lebih hati-hati karena Dong-hyuk sudah memilki semua kartu untuk memenangkan permainan kali ini. “salah besar, anda belum memilki kartu AS” ucap Tae-jun dan maksud dari ucapan Tae-jun adalah Nyonya Song. “oh, kalau begitu anda harus lebih memperhatikan pegawai anda agar tidak mendapat marah dari tamu” ucap Dong-hyuk.
Tae-jun bergegas ke ruang Manager “dimana Manager Suh?” tanya Tae-jun ketika bertemu dengan Son-jung “aku tidak tahu, GM apa manager Oh sudah memberitahumu kalau Nyonya Song tinggal di Hotel ini?” tanya Son-jung. Tae-jun terkejut dan Son-jung mengira kalau Manager Oh sudah membocorkan rahasia yang dipercayakan Jin-young padanya kepada Tae-jun. “apa yang kamu katakan?” tanya Tae-jun “kamu tidak tahu?oh…..aku………..” ujar Son-jung dan segera menutup mulutnya dan mengutuk dirinya sendiri karena memberitahukan hal tersebut kepada Tae-jun.
Tae-jun bergegas mencari Jin-young dan melihatnya berada di villa sedang duduk termenung. Tae-jun mendekatinya dan ikut duduk disampingnya. Tae-jun mulai bertanya kenapa Jin-young berbohong soal keberadaan Nyonya Song di Hotel Seoul. Jin-young yang masih sedih mencoba menjelaskan kepada Tae-jun kalau dia tidak ingin kejadian 3 tahun yang lalu terjadi lagi pada Tae-jun. “kamu tidak seharusnya menyembunyikan hal tersebut dariku” ucap Tae-jun “aku hanya tidak ingin kau terjebak lagi” teriak Jin-young dan segera pergi meninggalkan Tae-jun. Tae-jun melihat kantong belanjaan yang ditinggalkan Jin-young dan mengambilnya.
Son-jung melihat Jin-young masuk ke ruangan para manager dengan wajah kusut. Son-jung meminta maaf karena sudah memberitahukan mengenai keberadaan Nyonya Song kepada Tae-jun. Jin-young sama sekali tidak memperdulikan ucapan Son-jung dan mulai menangis. Melihat hal tersebut, membuat Son-jung semakin merasa bersalah.
“aku benci diriku sendiri mengatakannya,maafkan aku” pinta Son-jung “aku tidak marah denganmu” ucap Jin-young “benarkah?” tanya Son-jung tidak percaya “kenapa kau mengepak barang-barangmu, apa kau mau pulang?” tanya Son-jung lagi melihat Jin-young membereskan semua barang-barangnya “aku mau cuti, aku pulang dulu” jawab Jin-young dan menghapus air mata di wajahnya.
Tae-jun menarik nafas panjang. Ini pertama kalinya dia akan bertemu dengan Nyonya Song setelah kejadian 3 tahun yang lalu. Tae-jun mulai memencet bel dan beberapa menit kemudian Nyonya Song keluar dan tersenyum kepada Tae-jun. “apakah kamu disini untuk mencari saya GM, sudah lama sekali kita tidak bertemu, silahkan masuk” ucap Nyonya Song.
“apakah perjalananmu menyenangkan?” tanya Nyonya Song begitu Tae-jun masuk ke dalam kamar “perjalanan?” tanya Tae-jun tidak mengerti “dugaan saya tepat, staf wanitamu telah membohongiku, aku ingat dia, 3 tahun yang lalu datang kepadaku dan memohon agar aku mengatakan kamu tidak bersalah” ujar Nyonya Song dan hal itu membuat Tae-jun terkejut “sebenarnya aku disini untuk meminta maaf, namun saat dia berbohong kalau kamu sedang melakukan perjalan ke Pulau Jeju, aku sengaja mengejeknya” tambah Nyonya Song dan bergegas mengambil sebuah map yang sudah disiapkannya daritadi “seorang pria bernama Shin Dong-hyuk datang lebih awal,dia ingin membeli saham hotel saya dengan harga yang menarik,apakah kau datang untuk ini juga?” tanya Nyonya Song, Tae-jun hanya terdiam “saham hotel saya ada di dalam sini, saya ingin memberikannya kepadamu sebagai cara saya untuk membayar kamu untuk kejadian 3 tahun yang lalu, jaga saham saya baik-baik ya, oh ya katakan pada Nona Suh Jin-young bahwa saya suka pakaian yang sudah dibelikannya untukku” tambah Nyonya Song.
Tae-jun tersenyum “salaman” ujar Nyonya Song. Tae-jun perlahan-lahan menjulurkan tangannya dan menyambut uluran tangan Nyonya Song. “terima kasih banyak” ucap Tae-jun dan segera menarik tangannya yang terus dipegang oleh Nyonya Song.
Sementara itu Leo menerima telepon dari Nyonya Song dan mengabarkan kepadanya kalau dia sudah menjual sahamnya kepada GM. Hal itu membuat Dong-hyuk terkejut. “apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Leo khawatir “hubungi Tuan Park” ucap Dong-hyuk.
“apa?Informasi bocor?” tanya Tuan Park tidak percaya ketika ditelepon Dong-hyuk “Tuan Park, hanya kau dan aku yang tahu kalau Nyonya Song yang memiliki saham 3%, seharusnya kau berhati-hati terhadap orang-orang disekitarmu” ujar Dong-hyuk “itu tidak mungkin” sangkal Tuan Park dan mengingat kejadian sewaktu di restoran dimana Yun-hee ikut juga mendengarkan percakapan mereka mengenai Hotel Seoul.
Dong-hyuk hanya duduk di kursi dan menyesali apa yang terjadi.Saham Nyonya Song yang seharusnya jatuh ke tangan mereka sekarang beralih ke tangan Tae-jun. Leo mulai mengeluarkan pendapat kalau mungkin Suh Jin-young yang sudah memberitahukan hal tersebut kepada Tae-jun karena tadi dia sempat melihat Dong-hyuk dan Leo di kamar Nyonya Song. Dong-hyuk dengan cepat membela Jin-young dan mengatakan kalau Jin-young tidak mungkin melakukannya.
Nyonya Choi selaku direktur utama Hotel Seoul mengucapkan terima kasih kepada Son-jung. Son-jung sangat senang dan tidak menyangka jika omongannya membawa dampak yang sangat besar untuk Hotel Seoul. Sebagai ucapan terima kasih Direktur Choi memberi uang kepada Tae-jun untuk mentraktir karyawan makan-makan. “maaf untuk kekacauan akhir-akhir ini, semua pasti sangat lelah. Meskipun jumlahnya tidak banyak, cobalah untuk bersenang-senang dan makan malam bersama” ucap Nyonya Choi.
Semua karyawan sedang makan-makan dan minum bersama, tapi lain halnya dengan Tae-jun yang hanya berdiri di luar dan sama sekali tidak berniat untuk masuk ke dalam restoran.
“kenapa kau di luar?” tanya Yun-hee mengagetkan Tae-jun “oh, aku hanya ingin menghirup udara malam saja, oh….berkat bantuan Nona Yun-hee hotel dapat diselamatkan” jawab Tae-jun “aku tidak berbuat apa-apa, apa kamu khawatir?” tanya Yun-hee senang “sedikit” jawab Tae-jun “kalau begitu untuk malam ini jadilah ksatria hitam untukku” pinta Yun-hee “baiklah, tapi kita pamitan dulu dengan yang lain” ucap Tae-jun “tidak usah, tidak akan ada yang tahu siapa yang sudah pulang duluan” ucap Yun-hee dan langsung menarik tangan Tae-jun pergi.
Yun-hee mengajak Tae-jun ke toko Eun-jae sahabatnya. Yun-hee kemudian memperkenalkan Tae-jun kepada Eun-ja.
Sementara itu Yong-jae dan Jenny duduk bersama hadap-hadapan. “mengapa kau masih disini?” tanya Yong-jae pada Jenny yang sudah mabuk “aku sedang menunggu seseorang.aku sudah menunggu berkali-kali untuk orang yang tidak pernah muncul. Aku menunggu sia-sia…. untuk ibu saya yang akan membawaku pulang ke rumah. Aku menunggu sepanjang malam dan tidak berani untuk menutup mata bahkan mengedipkannya,jadi saya tidak berani untuk tidur” ucap Jenny sedih “panggil dia saja” ucap Yong-jae dan hendak mengeluarkan Hp-nya dan memberikannya ke Jenny “kalau saja, saya bisa meneleponnya, tidak, kalau saja saya bisa mengingat suara ibuku” jawab Jenny.
Tae-jun mengantar Yun-hee pulang. Di sepanjang perjalanan pulang Yun-hee berkata kalau dia sangat senang diantar pulang oleh Tae-jun, bahkan dia ingin setiap hari jika Tae-jun yang mengantarnya. “Seseorang pernah berkata “Cinta adalah sebuah pencarian, semakin banyak kamu memiliki semakin banyak kamu merindukan, itulah mengapa kamu perlu harta cinta untuk waktu yang lama” ucap Yun-hee.
Sebuah mobil melintas di samping mereka dan berhenti tepat dihadapan mereka. Yun-hee yang mengenali plat mobil tersebut ketakutan dan terkejut. Benar saja, Tuan Park turun dari mobil dan segera menghampiri mereka. “kamu pasti GM Hotel Seoul bukan?” tanya Tuan Park “ya, senang bertemu dengan anda”ucap Tae-jun “Yun-hee masuk ke dalam” perintah Tuan park “tapi ayah?....” “masuk sekarang”. Yun-hee akhirnya menurut dan masuk ke dalam rumah.
“apa kamu tahu Yun-hee adalah putri saya?” tanya Tuan Park pada Tae-jun “ya” jawab Tae-jun “kamu sengaja mendekati Yun-hee bukan untuk mendapatkan informasi mengenai saya bukan, aku tidak menyangka seorang GM bisa melakukan hal tersebut” ucap Tuan Park
“ini bukan seperti yang anda pikirkan, Yun-hee adalah karyawan yang sangat rajin” jawab Tae-jun “saya permisi” ucap Tae-jun dan bergegas pergi.
Tuan Park masuk ke dalam kamar Yun-hee dan mulai memarahinya. Tuan Park melarang Yun-hee untuk bekerja di Hotel Seoul lagi “berhenti dari Hotel Seoul dan lupakan tentang Hotel itu termasuk GM” ujar Tuan Park tegas “aku tidak bisa ayah, aku menyukainya” ujar Yun-hee. Tuan Park terkejut mendengar pengakuan Yun-hee “ketika aku dalam masa terpuruk, dia selalu anda untukku, jadi bagaimana bisa aku melupakannya ayah” ucap Yun-hee dengan mata berkaca-kaca “apa!kamu harus melupakannya, kamu adalah putriku dan saya yang akan memutuskan dengan siapa kamu akan menikah, mengundurkan diri besok” teriak Tuan Park.
Yun-hee berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan sesuatu dari dalam laci “kamu tahu apa ini ayah?ibu menggunakan ini untuk bunuh diri, jadi jika kau memaksaku aku akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ibu” ucap Yun-hee tegas dan memperlihatkan sebotol obat tidur kepada ayahnya “anak ini, beraninya mengancamku” teriak Tuan Park “aku lebih baik mati daripada jadi bonekamu ayah” ucap Yun-hee “anak Ini” teriak Tuan Park dan hendak menampar Yun-hee namun dia mengurungkan niatnya dan berlalu pergi dengan membawa obat tidur Yun-hee ditangannya.
Tae-jun berdiri di depan apartemen Jin-young dan terus menunggu Jin-young. Beberapa menit kemudian Jin-young datang dengan belanjaan di tangannya. “darimana saja kamu?” tanya Tae-jun “dari berbelanja, ayo masuk” ajak Jin-young, rupanya kemarahannya pada Tae-jun sudah reda.
Jenny memasakkan makanan untuk Tae-jun dan Jin-young, “ayo silahkan dimakan” ucap Jenny senang “aku beruntung sekali bisa memasak hasil masakan Koki Hotel Seoul” ucap Tae-jun. Jenny tertawa dan pamit untuk tidur. “Nyonya Song berkata kepada saya bahwa kamu menemuinya dan meminta kepadanya untuk mengatakan kalau aku tidak bersalah” ucap Tae-jun “aku tidak mengingatnya” jawab Jin-young “kau sudah terlalu baik kepadaku” ucap Tae-jun “siapa suruh kau sudah menyiakan-akan aku, kesempatan itu tidak akan datang lagi” ledek Jin-young. Tae-jun terdiam “ah, aku ingin beristirahat sebentar” ucap Tae-jun dan mengganti posisinya menjadi tidur “hei, kembali ke hotel” teriak Jin-young “aku hanya istirahat, tidak tidur” ucap Tae-jun dan perlahan-lahan mulai memejamkan mata.
Jin-young memandangi Tae-jun dan mengambilkan selimut untuknya “selamat tidur Tae-jun” lirih Jin-young dan beranjak ke kamar. “apa yang kau lakukan pada kalungnya?” tanya Tae-jun dan menghentikan langkah Jin-young “aku tidak memilikinya lagi” jawab Jin-young “bukankah kau memilki 2 kalung?” tanya Tae-jun, namun Jin-young sama sekali tidak menjawab.
Sementara itu Dong-hyuk berdiri di balkon dan sedang melihat kalung yang pernah diberikannya kepada Jin-young sewaktu ulang tahunnya dulu.
Keesokan harinya Tuan Park ditemani pembantunya masuk ke kamar Yun-hee “jam berapa dia pergi tadi pagi?” tanya Tuan Park “jam 6 pagi Tuan, saya bahkan tidak perlu membangunkan Nona, dia sangat rajin semenjak bekerja di Hotel” jawab pembantunya. Tuan Park melihat selembar kertas tulisan Yun-hee tergeletak di meja.
“Ayah aku sudah berjanji aku akan belajar management Hotel dan mengambil alih bisnismu, jadi tolong jangan halangi saya”.
Direktur Choi mengumpulkan semua Manager dan menggelar rapat darurat. “hari ini aku mengumpulkan kalian disini karena Hotel sedang berada dalam masa krisis. Pihak Bank akan meminjamkan dana kepada kita tetapi mereka akan mengirim konsultan kesini untuk memantaunya” ucap Nyonya Choi. Konsultan yang dimaksud Nyonya Choi akhirnya tiba juga, semua terkejut tak terkecuali Nyonya Choi yang tidak mengetahui jika pihak Bank akan menunjuk Shin Dong-hyuk sebagai konsultan mereka.“Dewan Bank telah menunjuk saya sebagai konsultan mereka, namaku Shin Dong-hyuk,ini pengacara saya, Dr Leo” ucap Dong-hyuk memperkenalkan diri dan duduk dihadapan Tae-jun. Tae-jun terdiam dan melirik Jin-young yang raut wajahnya langsung berubah melihat Dong-hyuk. “saya memiliki beberapa pengumuman penting, silahkan melihat dokumen-dokumen disini,ini adalah analisis saya terhadap Hotel Seoul” ucap Dong-hyuk dan membagikan beberapa dokumen kepada Manager.
Dong-hyuk kemudian meminta Hotel untuk melakukan penghematan dan hal itu ditentang keras oleh Nyonya Choi karena itu bukan hak Dong-hyuk untuk ikut campur. “dengan melakukan penghematan kita bisa mengumpulkan keuntungan sebesar-besarnya dan GM tolong catat semua masalah yang dihadapi Hotel dan laporkan pada saya” ucap Dong-hyuk dan keluar dari ruang rapat.
Tae-jun mengejar Dong-hyuk dan memintanya untuk tidak melakukan penghematan. “kita harus melakukannya GM dengan cara mengurangi jumlah karyawan” ucap Dong-hyuk tegas dan pergi.
Jin-young dan Son-jung terkejut melihat beberapa karyawan berkumpul di ruang manager dengan wajah gelisah. “ada apa ini?” tanya Jin-young heran “kami mendengar bahwa dewan konsultan Bank berada disini dan akan mereshuffle semua pegawai” jawab Mi-hee “itu hanya isu, jangan mempercayainya” jawab Son-jung “bagaimana dengan kami, kami pasti yang pertama akan dipecat, anakku baru saja masuk universitas dan aku masih memilki 2 anak yang lainnya” keluh salah seorang cleaning servis “dan katanya gaji kami tidak akan dibayarkan” tambah dari teman yang lainnya.
Manager Oh tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Manager dan marah-marah karena semuanya berkumpul di ruangan manager dan tidak bekerja “kalian lebih baik kembali bekerja dan tidak perlu mengkhawatirkan masalah itu”.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun Tae-jun sama sekali tidak berniat untuk pulang dan lebih memilih untuk menyelesaikan laporan yang diminta Dong-hyuk. Sudah berlembar-lembar kertas yang dibuang Tae-jun ke tempat sampah namun laporannya belum selesai juga. Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya dan mengantarkan kopi untuknya.
“ah, aku hanya ingin mengantarkan kopi untukmu” ucap Yun-hee dan meletakkan nampan di atas meja. Tae-jun berdiri dari kursinya dan duduk di hadapan Yun-hee. “mungkin aku tidak seharusnya ada disini, aku akan segera pergi” ucap Yun-hee “tidak apa-apa Nona Yun-hee” jawab Tae-jun “bisakah anda memanggil saya dengan nama saja, seperti yang anda lakukan pada Manager Suh” pinta Yun-hee “Yun-hee” ucap Tae-jun menyebut nama Yun-hee.
“sebenarnya aku merasa bersalah pada ayahmu ketika bertemu di jalan pada waktu itu” ucap Tae-jun “kenapa?” tanya Yun-hee “karena aku mulai menyukaimu” jawab Tae-jun, Yun-hee terkejut mendengar ucapan Tae-jun dan mulai meneteskan air mata “kenapa kau merasa bersalah?” tanya Yun-hee “karena aku tidak bisa, tidak akan ada seorangpun yang menyetujui hubungan ini” jawab Tae-jun “jika kamu benar-benar menyukai seseorang jangan takut tentang apa yang akan terjadi, itulah baru cinta” ucap Yun-hee “pada akhirnya kamu akan terluka dan kita berdua akan sangat lelah, aku bisa melihat dimana jalan ini akan berakhir, aku tidak memiliki keyakinan” ucap Tae-jun “terlepas dari akhir cerita, tidak ada yang bisa menghentikanku, aku tidak akan membiarkan orang lain membawamu pergi dariku,aku sedang berpikir…..apa yang seharusnya kulakukan?apa yang seharusnya kulakukan untuk orang yang kucintai?walaupun aku masih tidak tahu…..tapi aku merasakan kebahagiaan, harap jangan menghentikanku” ucap Yun-hee. Tae-jun hanya terdiam dan menatap Yun-hee dengan tatapan kasihan, Tae-jun bingung apa yang harus dilakukannya sekarang.
“mian, aku menganggu pekerjaanmu” ucap Yun-hee “tidak apa-apa, aku akan bekerja lebih keras lagi” jawab Tae-jun.
Keesokan harinya, Tae-jun ditemani Jin-young dan Manager Oh bertemu dengan Dong-hyuk. Tae-jun menyerahkan proposal yang diminta Dong-hyuk namun Dong-hyuk melemparkan proposal tersebut ke meja tepat dihadapan Tae-jun. “semua ini sampah GM, aku ingin kau melakukan penghematan segera dengan memecat beberapa karyawan”ucap Dong-hyuk tegas “aku tidak bisa memecat mereka tanpa alasan yang jelas” jawab Tae-jun “jadi kamu tidak ingin memecat mereka, kalau begitu kamu harus mengundurkan diri” ucap Dong-hyuk tegas.
Begitu Tae-jun dan Dong-hyuk pergi, Manager Oh berkata kepada Dong-hyuk kalau Tae-jun tidak bisa memecat karyawan maka dia yang akan melakukannya. “kalau begitu berikan 100 nama padaku besok” ucap Dong-hyuk.
Manager Yu tergesa-gesa masuk ke ruang manager dan dengan cepat memberikan daftar nama-nama karyawan di Hotel Seoul kepada Manager Oh. Son-jung yang kebetulan berada disana bersama dengan Jin-young mendengar percakapan mereka “Manager Oh apa yang akan kamu lakukan untuk menyelamatkan Hotel, siapa yang akan kamu korbankan hah” . Manager Oh menatap tajam Son-jung dan bergegas pergi mencari ruangan yang kosong agar Son-jung tidak mengganggunya dengan semua omongannya. Manager Yu tidak tinggal diam dan mengikuti Manager Oh. “apa yang akan terjadi?Jin-young apa kau melihat GM?” tanya Son-jung “aku tidak melihatnya” jawab Jin-young sedih “mengapa semua ini terjadi, semua ini karena Shin Dong-hyuk, kenapa kau bisa menyukainya Jin-young?” tanya Son-jung dan tidak memperdulikan perasaan Jin-young yang sekarang sedang kacau “aku tidak tahu dan jangan mengangguku lagi dengan semua ucapanmu” teriak Jin-young dan meninggalkan Son-jung.
Yun-hee sedang mengatur peralatan makan dan tiba-tiba MI-hee datang dan mulai marah-marah “siapa yang sudah menggunakan mesin kopi tadi malam dan tidak membereskannya” tanya MI-hee “maafkan aku sunbaenim” jawab Yun-hee “kamu lagi!restoran telah ditutup mengapa kau masih membuat kopi?” tanya Mi-hee “maafkan aku sunbaenim, bisakah kau berlaku baik kepadaku dan jangan marah-marah lagi, aku akan membersihkannya”ucap Yun-hee dan pergi.
Yun-hee berjalan ke balkon tempat yang sangat disukainya saat sedang mendapat masalah atau bersedih. Yun-hee tersenyum ketika melihat Tae-jun juga sedang berada disana. Yun-hee perlahan-lahan mendekati Tae-jun. “apa yang kamu lakukan disini?” tanya Yun-hee “ini adalah tempat saya, kamu harus meminta persetujuan dari saya sebelumnya” tambah Yun-hee “bahkan GM harus meminta persetujuan terlebih dahulu?” tanya Tae-jun “kalau orang lain tidak apa-apa tapi untuk GM harus meminta persetujuan terlebih dahulu” jawab Yun-hee senang “aku hanya merasa lelah saja makanya datang kemari” keluh Tae-jun “kalau begitu bersandar di bahuku, kamu bisa menangis juga” ucap Yun-hee, Yun-hee ingat saat dirinya sedang sedih Tae-jun juga mempersilahkannya bersandar dibahunya. “tidak apa-apa” jawab Tae-jun “GM terlihat sangat sempurna, tetapi masih memilki kekurangan. Disaat orang lain membutuhkan pertolongan, dia dengan senang hati membantunya, tetapi disaat dia membutuhkan pertolongan, dia menolak bantuan orang lain yang ingin membantunya” ucap Yun-hee. Tae-jun tersenyum, Yun-hee mendekat ke arah Tae-jun dan menyandarkan kepalanya di bahu Tae-jun
“ayahku berkata, kita hanya membutuhkan kebahagiaan 10% tetapi kita memerlukan 90% untuk meraihnya”.
BERSAMBUNG.....