Summer Movie - May

Summer Movie - May

Wednesday, 20 April 2011

[Sinopsis] Hotelier episode 14

Sudah memasuki episode 14, nggak kerasa tinggal 6 episode lagi....
Hwaiting....
http://www.smileycodes.info


Nyonya Song marah kepada Jin-young karena membeli barang pesanan tidak sesuai dengan keinginannya. “bagaimana bisa kau membeli ini, ini bukan seleraku, ambil kembali ini” ujar Nyonya Song marah dan melempar barang yang sudah dibeli ke wajah Jin-young. Dong-hyuk hanya terdiam melihat Jin-young, muncul rasa marah di dadanya kenapa Jin-young tidak berusaha membela diri. “ayo cepat pergi dari sini!” teriak Nyonya Song. “maafkan saya Nyonya” ujar Jin-young pelan dan segera membereskan barang-barang yang berhamburan di lantai.
“maaf” ujar Nyonya Song kepada Dong-hyuk dan Leo begitu Jin-young pergi “tidak apa-apa, kami akan segera mengirimkan dokumen-dokumennya yang lebih terperinci kepada anda nanti” ujar Leo. “aku ingin Tuan Shin Dong-hyuk yang menjelaskan rinciannya kepadaku” ujar Nyonya Song “kami akan kembali nanti” jawab Dong-hyuk dan bergegas pergi.
Begitu Dong-hyuk keluar, dia masih melihat Jin-young berdiri terpaku dan masih memegang kantong belanjaan. Dong-hyuk bergegas mendekati Jin-young namun Jin-young dengan segera berlari dan menghindar dari Dong-hyuk.
Jin-young berlari ke villa dimana dulu dia pernah mengajak Dong-hyuk kesana dan berdansa bersama dengannya. “kenapa kau seperti itu, aku akan mendapatkan pakaian untuk tamu itu” ucap Dong-hyuk begitu berhasil mengejar Jin-young “aku tidak ingin menjelaskannya untukmu” jawab Jin-young “kau melakukan semua ini demi pekerjaanmu….” Ujar Dong-hyuk “aku tidak tahu sedang melakukan apa, ini belum pernah terjadi sebelumnya, sudah banyak hal memalukan yang telah kulakukan dan kenapa kau harus mengenalku” teriak Jin-young “jadi, hotel ini sangat penting bagimu?” tanya Dong-hyuk “ya, hotel ini sangat penting bagiku, dulu aku sangat bangga bekerja di Hotel ini, tapi setelah mengenalmu semuanya berubah” jawab Jin-young “jika Hotel ini sangat penting bagimu dan karena Hotel ini kamu menolakku, aku bersumpah, aku akan tinggal di Hotel ini dan akan merebutnya” ucap Dong-hyuk tegas “Tuan Shin Dong-hyuk jangan melakukan hal ini, banyak para karyawan yang akan kehilangan pekerjaannya nanti” pinta Jin-young “dan termasuk Tae-jun kan?tidak perduli siapa yang bekerja disini, aku akan tetap merebut Hotel ini” ucap Dong-hyuk “Tae-jun tidak akan tinggal diam, dia pasti akan berbuat sesuatu untuk menyelamatkan Hotel ini” ucap Jin-young “Begitu berharganya Hotel ini bagimu?Nona Jin-young tidak bisakah kamu kembali ke sisiku lagi,……….”. Jin-young hanya terdiam “Baiklah jika kau tidak bisa kembali ke sisiku lagi, aku akan meninggalkanmu” ucap Dong-hyuk dan pergi.
Tae-jun bertanya kepada Hyun-chul kemana Jin-young pergi. Hyun-chul mencoba menjelaskan kalau Manager Suh sedang membelikan pakaian dalam untuk tamu. Tae-jun heran kenapa harus Jin-young yang membelikannya padahal itu bukan tugasnya. Hyun-chul kembali menjelaskan kalau tamu tersebut hanya ingin jika Jin-young yang membelikannya. “terus dimana Manager Suh sekarang?” tanya Tae-jun “dia sudah mengantarkan barang milik tamu tersebut, tetapi saya tidak tahu keberadaan Manager Suh sekarang” jawab Hyun-chul.
Tae-jun tidak sengaja bertemu dengan Dong-hyuk. Dong-hyuk berkata kepada Tae-jun bahwa dia harus lebih hati-hati karena Dong-hyuk sudah memilki semua kartu untuk memenangkan permainan kali ini. “salah besar, anda belum memilki kartu AS” ucap Tae-jun dan maksud dari ucapan Tae-jun adalah Nyonya Song. “oh, kalau begitu anda harus lebih memperhatikan pegawai anda agar tidak mendapat marah dari tamu” ucap Dong-hyuk.
Tae-jun bergegas ke ruang Manager “dimana Manager Suh?” tanya Tae-jun ketika bertemu dengan Son-jung “aku tidak tahu, GM apa manager Oh sudah memberitahumu kalau Nyonya Song tinggal di Hotel ini?” tanya Son-jung. Tae-jun terkejut dan Son-jung mengira kalau Manager Oh sudah membocorkan rahasia yang dipercayakan Jin-young padanya kepada Tae-jun. “apa yang kamu katakan?” tanya Tae-jun “kamu tidak tahu?oh…..aku………..” ujar Son-jung dan segera menutup mulutnya dan mengutuk dirinya sendiri karena memberitahukan hal tersebut kepada Tae-jun.
Tae-jun bergegas mencari Jin-young dan melihatnya berada di villa sedang duduk termenung. Tae-jun mendekatinya dan ikut duduk disampingnya. Tae-jun mulai bertanya kenapa Jin-young berbohong soal keberadaan Nyonya Song di Hotel Seoul. Jin-young yang masih sedih mencoba menjelaskan kepada Tae-jun kalau dia tidak ingin kejadian 3 tahun yang lalu terjadi lagi pada Tae-jun. “kamu tidak seharusnya menyembunyikan hal tersebut dariku” ucap Tae-jun “aku hanya tidak ingin kau terjebak lagi” teriak Jin-young dan segera pergi meninggalkan Tae-jun. Tae-jun melihat kantong belanjaan yang ditinggalkan Jin-young dan mengambilnya.
Son-jung melihat Jin-young masuk ke ruangan para manager dengan wajah kusut. Son-jung meminta maaf karena sudah memberitahukan mengenai keberadaan Nyonya Song kepada Tae-jun. Jin-young sama sekali tidak memperdulikan ucapan Son-jung dan mulai menangis. Melihat hal tersebut, membuat Son-jung semakin merasa bersalah.
“aku benci diriku sendiri mengatakannya,maafkan aku” pinta Son-jung “aku tidak marah denganmu” ucap Jin-young “benarkah?” tanya Son-jung tidak percaya “kenapa kau mengepak barang-barangmu, apa kau mau pulang?” tanya Son-jung lagi melihat Jin-young membereskan semua barang-barangnya “aku mau cuti, aku pulang dulu” jawab Jin-young dan menghapus air mata di wajahnya.
Tae-jun menarik nafas panjang. Ini pertama kalinya dia akan bertemu dengan Nyonya Song setelah kejadian 3 tahun yang lalu. Tae-jun mulai memencet bel dan beberapa menit kemudian Nyonya Song keluar dan tersenyum kepada Tae-jun. “apakah kamu disini untuk mencari saya GM, sudah lama sekali kita tidak bertemu, silahkan masuk” ucap Nyonya Song.
“apakah perjalananmu menyenangkan?” tanya Nyonya Song begitu Tae-jun masuk ke dalam kamar “perjalanan?” tanya Tae-jun tidak mengerti “dugaan saya tepat, staf wanitamu telah membohongiku, aku ingat dia, 3 tahun yang lalu datang kepadaku dan memohon agar aku mengatakan kamu tidak bersalah” ujar Nyonya Song dan hal itu membuat Tae-jun terkejut “sebenarnya aku disini untuk meminta maaf, namun saat dia berbohong kalau kamu sedang melakukan perjalan ke Pulau Jeju, aku sengaja mengejeknya” tambah Nyonya Song dan bergegas mengambil sebuah map yang sudah disiapkannya daritadi “seorang pria bernama Shin Dong-hyuk datang lebih awal,dia ingin membeli saham hotel saya dengan harga yang menarik,apakah kau datang untuk ini juga?” tanya Nyonya Song, Tae-jun hanya terdiam “saham hotel saya ada di dalam sini, saya ingin memberikannya kepadamu sebagai cara saya untuk membayar kamu untuk kejadian 3 tahun yang lalu, jaga saham saya baik-baik ya, oh ya katakan pada Nona Suh Jin-young bahwa saya suka pakaian yang sudah dibelikannya untukku” tambah Nyonya Song.
Tae-jun tersenyum “salaman” ujar Nyonya Song. Tae-jun perlahan-lahan menjulurkan tangannya dan menyambut uluran tangan Nyonya Song. “terima kasih banyak” ucap Tae-jun dan segera menarik tangannya yang terus dipegang oleh Nyonya Song.
Sementara itu Leo menerima telepon dari Nyonya Song dan mengabarkan kepadanya kalau dia sudah menjual sahamnya kepada GM. Hal itu membuat Dong-hyuk terkejut. “apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Leo khawatir “hubungi Tuan Park” ucap Dong-hyuk.
“apa?Informasi bocor?” tanya Tuan Park tidak percaya ketika ditelepon Dong-hyuk “Tuan Park, hanya kau dan aku yang tahu kalau Nyonya Song yang memiliki saham 3%, seharusnya kau berhati-hati terhadap orang-orang disekitarmu” ujar Dong-hyuk “itu tidak mungkin” sangkal Tuan Park dan mengingat kejadian sewaktu di restoran dimana Yun-hee ikut juga mendengarkan percakapan mereka mengenai Hotel Seoul.
Dong-hyuk hanya duduk di kursi dan menyesali apa yang terjadi.Saham Nyonya Song yang seharusnya jatuh ke tangan mereka sekarang beralih ke tangan Tae-jun. Leo mulai mengeluarkan pendapat kalau mungkin Suh Jin-young yang sudah memberitahukan hal tersebut kepada Tae-jun karena tadi dia sempat melihat Dong-hyuk dan Leo di kamar Nyonya Song. Dong-hyuk dengan cepat membela Jin-young dan mengatakan kalau Jin-young tidak mungkin melakukannya.
Nyonya Choi selaku direktur utama Hotel Seoul mengucapkan terima kasih kepada Son-jung. Son-jung sangat senang dan tidak menyangka jika omongannya membawa dampak yang sangat besar untuk Hotel Seoul. Sebagai ucapan terima kasih Direktur Choi memberi uang kepada Tae-jun untuk mentraktir karyawan makan-makan. “maaf untuk kekacauan akhir-akhir ini, semua pasti sangat lelah. Meskipun jumlahnya tidak banyak, cobalah untuk bersenang-senang dan makan malam bersama” ucap Nyonya Choi.
Semua karyawan sedang makan-makan dan minum bersama, tapi lain halnya dengan Tae-jun yang hanya berdiri di luar dan sama sekali tidak berniat untuk masuk ke dalam restoran.
“kenapa kau di luar?” tanya Yun-hee mengagetkan Tae-jun “oh, aku hanya ingin menghirup udara malam saja, oh….berkat bantuan Nona Yun-hee hotel dapat diselamatkan” jawab Tae-jun “aku tidak berbuat apa-apa, apa kamu khawatir?” tanya Yun-hee senang “sedikit” jawab Tae-jun “kalau begitu untuk malam ini jadilah ksatria hitam untukku” pinta Yun-hee “baiklah, tapi kita pamitan dulu dengan yang lain” ucap Tae-jun “tidak usah, tidak akan ada yang tahu siapa yang sudah pulang duluan” ucap Yun-hee dan langsung menarik tangan Tae-jun pergi.
Yun-hee mengajak Tae-jun ke toko Eun-jae sahabatnya. Yun-hee kemudian memperkenalkan Tae-jun kepada Eun-ja.
Sementara itu Yong-jae dan Jenny duduk bersama hadap-hadapan. “mengapa kau masih disini?” tanya Yong-jae pada Jenny yang sudah mabuk “aku sedang menunggu seseorang.aku sudah menunggu berkali-kali untuk orang yang tidak pernah muncul. Aku menunggu sia-sia…. untuk ibu saya yang akan membawaku pulang ke rumah. Aku menunggu sepanjang malam dan tidak berani untuk menutup mata bahkan mengedipkannya,jadi saya tidak berani untuk tidur” ucap Jenny sedih “panggil dia saja” ucap Yong-jae dan hendak mengeluarkan Hp-nya dan memberikannya ke Jenny “kalau saja, saya bisa meneleponnya, tidak, kalau saja saya bisa mengingat suara ibuku” jawab Jenny.
Tae-jun mengantar Yun-hee pulang. Di sepanjang perjalanan pulang Yun-hee berkata kalau dia sangat senang diantar pulang oleh Tae-jun, bahkan dia ingin setiap hari jika Tae-jun yang mengantarnya. “Seseorang pernah berkata “Cinta adalah sebuah pencarian, semakin banyak kamu memiliki semakin banyak kamu merindukan, itulah mengapa kamu perlu harta cinta untuk waktu yang lama” ucap Yun-hee.
Sebuah mobil melintas di samping mereka dan berhenti tepat dihadapan mereka. Yun-hee yang mengenali plat mobil tersebut ketakutan dan terkejut. Benar saja, Tuan Park turun dari mobil dan segera menghampiri mereka. “kamu pasti GM Hotel Seoul bukan?” tanya Tuan Park “ya, senang bertemu dengan anda”ucap Tae-jun “Yun-hee masuk ke dalam” perintah Tuan park “tapi ayah?....” “masuk sekarang”. Yun-hee akhirnya menurut dan masuk ke dalam rumah.
“apa kamu tahu Yun-hee adalah putri saya?” tanya Tuan Park pada Tae-jun “ya” jawab Tae-jun “kamu sengaja mendekati Yun-hee bukan untuk mendapatkan informasi mengenai saya bukan, aku tidak menyangka seorang GM bisa melakukan hal tersebut” ucap Tuan Park
“ini bukan seperti yang anda pikirkan, Yun-hee adalah karyawan yang sangat rajin” jawab Tae-jun “saya permisi” ucap Tae-jun dan bergegas pergi.
Tuan Park masuk ke dalam kamar Yun-hee dan mulai memarahinya. Tuan Park melarang Yun-hee untuk bekerja di Hotel Seoul lagi “berhenti dari Hotel Seoul dan lupakan tentang Hotel itu termasuk GM” ujar Tuan Park tegas “aku tidak bisa ayah, aku menyukainya” ujar Yun-hee. Tuan Park terkejut mendengar pengakuan Yun-hee “ketika aku dalam masa terpuruk, dia selalu anda untukku, jadi bagaimana bisa aku melupakannya ayah” ucap Yun-hee dengan mata berkaca-kaca “apa!kamu harus melupakannya, kamu adalah putriku dan saya yang akan memutuskan dengan siapa kamu akan menikah, mengundurkan diri besok” teriak Tuan Park.
Yun-hee berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan sesuatu dari dalam laci “kamu tahu apa ini ayah?ibu menggunakan ini untuk bunuh diri, jadi jika kau memaksaku aku akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ibu” ucap Yun-hee tegas dan memperlihatkan sebotol obat tidur kepada ayahnya “anak ini, beraninya mengancamku” teriak Tuan Park “aku lebih baik mati daripada jadi bonekamu ayah” ucap Yun-hee “anak Ini” teriak Tuan Park dan hendak menampar Yun-hee namun dia mengurungkan niatnya dan berlalu pergi dengan membawa obat tidur Yun-hee ditangannya.
Tae-jun berdiri di depan apartemen Jin-young dan terus menunggu Jin-young. Beberapa menit kemudian Jin-young datang dengan belanjaan di tangannya. “darimana saja kamu?” tanya Tae-jun “dari berbelanja, ayo masuk” ajak Jin-young, rupanya kemarahannya pada Tae-jun sudah reda.
Jenny memasakkan makanan untuk Tae-jun dan Jin-young, “ayo silahkan dimakan” ucap Jenny senang “aku beruntung sekali bisa memasak hasil masakan Koki Hotel Seoul” ucap Tae-jun. Jenny tertawa dan pamit untuk tidur. “Nyonya Song berkata kepada saya bahwa kamu menemuinya dan meminta kepadanya untuk mengatakan kalau aku tidak bersalah” ucap Tae-jun “aku tidak mengingatnya” jawab Jin-young “kau sudah terlalu baik kepadaku” ucap Tae-jun “siapa suruh kau sudah menyiakan-akan aku, kesempatan itu tidak akan datang lagi” ledek Jin-young. Tae-jun terdiam “ah, aku ingin beristirahat sebentar” ucap Tae-jun dan mengganti posisinya menjadi tidur “hei, kembali ke hotel” teriak Jin-young “aku hanya istirahat, tidak tidur” ucap Tae-jun dan perlahan-lahan mulai memejamkan mata.
Jin-young memandangi Tae-jun dan mengambilkan selimut untuknya “selamat tidur Tae-jun” lirih Jin-young dan beranjak ke kamar. “apa yang kau lakukan pada kalungnya?” tanya Tae-jun dan menghentikan langkah Jin-young “aku tidak memilikinya lagi” jawab Jin-young “bukankah kau memilki 2 kalung?” tanya Tae-jun, namun Jin-young sama sekali tidak menjawab.
Sementara itu Dong-hyuk berdiri di balkon dan sedang melihat kalung yang pernah diberikannya kepada Jin-young sewaktu ulang tahunnya dulu.
Keesokan harinya Tuan Park ditemani pembantunya masuk ke kamar Yun-hee “jam berapa dia pergi tadi pagi?” tanya Tuan Park “jam 6 pagi Tuan, saya bahkan tidak perlu membangunkan Nona, dia sangat rajin semenjak bekerja di Hotel” jawab pembantunya. Tuan Park melihat selembar kertas tulisan Yun-hee tergeletak di meja.
“Ayah aku sudah berjanji aku akan belajar management Hotel dan mengambil alih bisnismu, jadi tolong jangan halangi saya”.
Direktur Choi mengumpulkan semua Manager dan menggelar rapat darurat. “hari ini aku mengumpulkan kalian disini karena Hotel sedang berada dalam masa krisis. Pihak Bank akan meminjamkan dana kepada kita tetapi mereka akan mengirim konsultan kesini untuk memantaunya” ucap Nyonya Choi. Konsultan yang dimaksud Nyonya Choi akhirnya tiba juga, semua terkejut tak terkecuali Nyonya Choi yang tidak mengetahui jika pihak Bank akan menunjuk Shin Dong-hyuk sebagai konsultan mereka.
“Dewan Bank telah menunjuk saya sebagai konsultan mereka, namaku Shin Dong-hyuk,ini pengacara saya, Dr Leo” ucap Dong-hyuk memperkenalkan diri dan duduk dihadapan Tae-jun. Tae-jun terdiam dan melirik Jin-young yang raut wajahnya langsung berubah melihat Dong-hyuk. “saya memiliki beberapa pengumuman penting, silahkan melihat dokumen-dokumen disini,ini adalah analisis saya terhadap Hotel Seoul” ucap Dong-hyuk dan membagikan beberapa dokumen kepada Manager.
Dong-hyuk kemudian meminta Hotel untuk melakukan penghematan dan hal itu ditentang keras oleh Nyonya Choi karena itu bukan hak Dong-hyuk untuk ikut campur. “dengan melakukan penghematan kita bisa mengumpulkan keuntungan sebesar-besarnya dan GM tolong catat semua masalah yang dihadapi Hotel dan laporkan pada saya” ucap Dong-hyuk dan keluar dari ruang rapat.
Tae-jun mengejar Dong-hyuk dan memintanya untuk tidak melakukan penghematan. “kita harus melakukannya GM dengan cara mengurangi jumlah karyawan” ucap Dong-hyuk tegas dan pergi.
Jin-young dan Son-jung terkejut melihat beberapa karyawan berkumpul di ruang manager dengan wajah gelisah. “ada apa ini?” tanya Jin-young heran “kami mendengar bahwa dewan konsultan Bank berada disini dan akan mereshuffle semua pegawai” jawab Mi-hee “itu hanya isu, jangan mempercayainya” jawab Son-jung “bagaimana dengan kami, kami pasti yang pertama akan dipecat, anakku baru saja masuk universitas dan aku masih memilki 2 anak yang lainnya” keluh salah seorang cleaning servis “dan katanya gaji kami tidak akan dibayarkan” tambah dari teman yang lainnya.
Manager Oh tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Manager dan marah-marah karena semuanya berkumpul di ruangan manager dan tidak bekerja “kalian lebih baik kembali bekerja dan tidak perlu mengkhawatirkan masalah itu”.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun Tae-jun sama sekali tidak berniat untuk pulang dan lebih memilih untuk menyelesaikan laporan yang diminta Dong-hyuk. Sudah berlembar-lembar kertas yang dibuang Tae-jun ke tempat sampah namun laporannya belum selesai juga. Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya dan mengantarkan kopi untuknya.
“ah, aku hanya ingin mengantarkan kopi untukmu” ucap Yun-hee dan meletakkan nampan di atas meja. Tae-jun berdiri dari kursinya dan duduk di hadapan Yun-hee. “mungkin aku tidak seharusnya ada disini, aku akan segera pergi” ucap Yun-hee “tidak apa-apa Nona Yun-hee” jawab Tae-jun “bisakah anda memanggil saya dengan nama saja, seperti yang anda lakukan pada Manager Suh” pinta Yun-hee “Yun-hee” ucap Tae-jun menyebut nama Yun-hee.
“sebenarnya aku merasa bersalah pada ayahmu ketika bertemu di jalan pada waktu itu” ucap Tae-jun “kenapa?” tanya Yun-hee “karena aku mulai menyukaimu” jawab Tae-jun, Yun-hee terkejut mendengar ucapan Tae-jun dan mulai meneteskan air mata “kenapa kau merasa bersalah?” tanya Yun-hee “karena aku tidak bisa, tidak akan ada seorangpun yang menyetujui hubungan ini” jawab Tae-jun “jika kamu benar-benar menyukai seseorang jangan takut tentang apa yang akan terjadi, itulah baru cinta” ucap Yun-hee “pada akhirnya kamu akan terluka dan kita berdua akan sangat lelah, aku bisa melihat dimana jalan ini akan berakhir, aku tidak memiliki keyakinan” ucap Tae-jun “terlepas dari akhir cerita, tidak ada yang bisa menghentikanku, aku tidak akan membiarkan orang lain membawamu pergi dariku,aku sedang berpikir…..apa yang seharusnya kulakukan?apa yang seharusnya kulakukan untuk orang yang kucintai?walaupun aku masih tidak tahu…..tapi aku merasakan kebahagiaan, harap jangan menghentikanku” ucap Yun-hee. Tae-jun hanya terdiam dan menatap Yun-hee dengan tatapan kasihan, Tae-jun bingung apa yang harus dilakukannya sekarang.
“mian, aku menganggu pekerjaanmu” ucap Yun-hee “tidak apa-apa, aku akan bekerja lebih keras lagi” jawab Tae-jun.
Keesokan harinya, Tae-jun ditemani Jin-young dan Manager Oh bertemu dengan Dong-hyuk. Tae-jun menyerahkan proposal yang diminta Dong-hyuk namun Dong-hyuk melemparkan proposal tersebut ke meja tepat dihadapan Tae-jun. “semua ini sampah GM, aku ingin kau melakukan penghematan segera dengan memecat beberapa karyawan”ucap Dong-hyuk tegas “aku tidak bisa memecat mereka tanpa alasan yang jelas” jawab Tae-jun “jadi kamu tidak ingin memecat mereka, kalau begitu kamu harus mengundurkan diri” ucap Dong-hyuk tegas.
Begitu Tae-jun dan Dong-hyuk pergi, Manager Oh berkata kepada Dong-hyuk kalau Tae-jun tidak bisa memecat karyawan maka dia yang akan melakukannya. “kalau begitu berikan 100 nama padaku besok” ucap Dong-hyuk.
Manager Yu tergesa-gesa masuk ke ruang manager dan dengan cepat memberikan daftar nama-nama karyawan di Hotel Seoul kepada Manager Oh. Son-jung yang kebetulan berada disana bersama dengan Jin-young mendengar percakapan mereka “Manager Oh apa yang akan kamu lakukan untuk menyelamatkan Hotel, siapa yang akan kamu korbankan hah” . Manager Oh menatap tajam Son-jung dan bergegas pergi mencari ruangan yang kosong agar Son-jung tidak mengganggunya dengan semua omongannya. Manager Yu tidak tinggal diam dan mengikuti Manager Oh. “apa yang akan terjadi?Jin-young apa kau melihat GM?” tanya Son-jung “aku tidak melihatnya” jawab Jin-young sedih “mengapa semua ini terjadi, semua ini karena Shin Dong-hyuk, kenapa kau bisa menyukainya Jin-young?” tanya Son-jung dan tidak memperdulikan perasaan Jin-young yang sekarang sedang kacau “aku tidak tahu dan jangan mengangguku lagi dengan semua ucapanmu” teriak Jin-young dan meninggalkan Son-jung.
Yun-hee sedang mengatur peralatan makan dan tiba-tiba MI-hee datang dan mulai marah-marah “siapa yang sudah menggunakan mesin kopi tadi malam dan tidak membereskannya” tanya MI-hee “maafkan aku sunbaenim” jawab Yun-hee “kamu lagi!restoran telah ditutup mengapa kau masih membuat kopi?” tanya Mi-hee “maafkan aku sunbaenim, bisakah kau berlaku baik kepadaku dan jangan marah-marah lagi, aku akan membersihkannya”ucap Yun-hee dan pergi.
Yun-hee berjalan ke balkon tempat yang sangat disukainya saat sedang mendapat masalah atau bersedih. Yun-hee tersenyum ketika melihat Tae-jun juga sedang berada disana. Yun-hee perlahan-lahan mendekati Tae-jun. “apa yang kamu lakukan disini?” tanya Yun-hee “ini adalah tempat saya, kamu harus meminta persetujuan dari saya sebelumnya” tambah Yun-hee “bahkan GM harus meminta persetujuan terlebih dahulu?” tanya Tae-jun “kalau orang lain tidak apa-apa tapi untuk GM harus meminta persetujuan terlebih dahulu” jawab Yun-hee senang “aku hanya merasa lelah saja makanya datang kemari” keluh Tae-jun “kalau begitu bersandar di bahuku, kamu bisa menangis juga” ucap Yun-hee, Yun-hee ingat saat dirinya sedang sedih Tae-jun juga mempersilahkannya bersandar dibahunya. “tidak apa-apa” jawab Tae-jun “GM terlihat sangat sempurna, tetapi masih memilki kekurangan. Disaat orang lain membutuhkan pertolongan, dia dengan senang hati membantunya, tetapi disaat dia membutuhkan pertolongan, dia menolak bantuan orang lain yang ingin membantunya” ucap Yun-hee. Tae-jun tersenyum, Yun-hee mendekat ke arah Tae-jun dan menyandarkan kepalanya di bahu Tae-jun
“ayahku berkata, kita hanya membutuhkan kebahagiaan 10% tetapi kita memerlukan 90% untuk meraihnya”.

BERSAMBUNG..... http://www.smileycodes.info

Saturday, 9 April 2011

[Sinopsis] Hotelier episode 13



Hotelier lagi...... http://www.smileycodes.info


Yong-jae mulai gelisah karena Yun-hee belum keluar juga. Yong-jae mencoba menghubungi Hp Yun-hee tetapi tidak diangkat.Yun-hee sebenarnya berniat mengangkatnya namun tamu tersebut mengancam akan membunuh Yun-hee jika dia mengangkatnya. “tolong lepaskan saya, saya bukan Jung Yun-hee” pinta Yun-hee ketakutan. Yun-hee melihat salah satu staff keamanan Hotel sedang berpatroli “Ahjussi,tolong aku!” teriak Yun-hee.
“apa yang terjadi?” tanya petugas keamanan “aku salah satu staff F&B, tamu ini….. arggghhhh” teriak Yun-hee karena tiba-tiba tamu tersebut makin nekat dan menodongkan pisau ke leher Yun-hee. “siapa kamu, apa yang kamu inginkan?” tanya petugas keamanan ketakutan “jangan mendekat atau aku akan membunuhnya” ucap Tamu tersebut “Ok, harap tenang, simpan pisaunya” ucap petugas keamanan semakin ketakutan jika dirinya dan Yun-hee terluka. “jangan mendekat, ini urusan saya dan pacar saya” teriak tamu tersebut. Petugas keamanan mencoba mendekat namun perutnya tertusuk oleh pisau yang dipegang Tamu tersebut, sementara Yun-hee yang ketakutan berlari pergi. “hei, jangan pergi, kita akan mati bersama-sama”teriak Tamu tersebut dan kembali mengejar Yun-hee. Petugas hotel mencoba menggapai radio pemanggilnya “GM,ada situasi darurat…..”.

Tae-jun bergegas pergi ke restoran ditemani Hyun-chul begitu mendapat laporan jika salah satu staff Hotel disandera tamu. Tae-jun memerintahkan kepada salah satu resepsionist di Lobby untuk menghubungi Polisi. Jin-young yang hendak berangkat ke gereja melihat Tae-jun panik “ada apa?” tanya Jin-young ketika bertemu Tae-jun di Lobby hotel “salah satu tamu menyandera staff F&B dan mengancam akan bunuh diri di atap Hotel” jawab Hyun-chul mencoba menjelaskan “Manager Suh berhati-hatilah dan tetaplah duduk di meja resepsionist” ucap Tae-jun “tapi,….. aku….aku seharusnya pergi sekarang” jawab Jin-young resah “sekarang kita sedang mengalami situasi sulit” ucap Tae-jun tegas “aku mengerti, siapa sanderanya?”tanya Jin-young sedih “Kim Yun-hee dari F&B” jawab Tae-jun dan bergegas masuk ke dalam lift begitu lift terbuka “Kim Yun-hee lagi?” teriak Jin-young kesal.

Tae-jun sampai di atap restoran dan bertemu dengan Manager Yu dan petugas keamanan yang terluka tadi. “apa anda baik-baik saja?” tanya Tae-jun “ya, ini hanya luka kecil” jawab petugas keamanan dan terus memegangi perutnya yang berdarah. Para staff yang lainnya juga ikut berkumpul dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tae-jun melihat Yun-hee dari kejauhan disandera tamu dan mulai berjalan perlahan-lahan mendekat “GM, hati-hati” ucap Manager Yu ketakutan.

“jangan mendekat, jika kamu mendekat aku dan Yun-hee akan melompat bersama-sama” teriak Tamu tersebut dan mengarahkan pisau begitu melihat Tae-jun. Yun-hee semakin ketakutan karena mereka sudah berada di pinggir atap gedung dan bisa saja sewaktu-waktu mereka terjatuh. “Tuan, aku GM hotel ini” “aku tidak perduli siapapun kamu,jika kamu sekali lagi melangkah aku akan membunuhmu” “dia GM di hotel ini, kamu bisa mempercayainya,dia bisa membuat keputusan katakan saja kepadanya” ucap Yun-hee ketakutan “ya, aku GM di hotel ini,kamu bisa mengatakan apa yang kamu inginkan” ucap Tae-jun membenarkan ucapan Yun-hee “aku tidak membutuhkan apapun, aku hanya ingin Yun-hee” “dia berbicara tentang pacarnya, Jung Yun-hee” ucap Yun-hee ketakutan “ya, beritahu kami bagaimana cara menghubunginya,ingat kita tidak akan bisa bekerjasama jika kau melukai staff kami,Kim Yun-hee kamu baik-baik saja?” tanya Tae-jun . Yun-hee hanya bisa mengangguk.
Jin-young tidak bisa tenang dan terus memandangi jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Waktu yang tersisa untuknya kurang dari setengah jam lagi.

Dong-hyuk membuka pintu gereja perlahan-lahan dan berjalan menuju kursi. Dong-hyuk mulai berdoa dan berharap Jin-young akan datang dan menemuinya seperti janji yang sudah mereka sepakati.
Yong-jae berlari tergesa-gesa menuju atap restoran “dimana Yun-hee?” tanya Yong-jae khawatir. Manager Yu berusaha menenangkannya dan mengatakan kalau polisi akan segera datang dan GM sedang bernegosiasi dengan tamu tersebut. “bagaimana saya bisa yakin kalau Hyung bisa menyelesaikannya” teriak Yong-jae kesal dan berlari menuju pintu lainnya.
Manager Yu dari kejauhan berteriak kepada Tae-jun dan mengatakan bahwa pacar tamu tersebut akan datang. Tamu tersebut tidak percaya “aku tidak percaya, kalian pasti hanya mengulur-ngulur waktu sampai polisi datang” “mengapa kamu tidak percaya juga?” teriak Yun-hee “Yun-hee diam” ucap Tae-jun “Yun-hee apa kau mempercayainya?” tanya tamu tersebut dan menunjuk Tae-jun “ya,aku percaya padanya” jawab Yun-hee yakin.

Yong-jae muncul dari pintu yang lain dan menyelinap dari satu dinding ke dinding yang lainnya berusaha mendekat kepada Yun-hee dan Tamu yang menyanderanya. Tae-jun yang melihatnya terkejut dan menyuruh Yong-jae untuk menjauh. Yong-jae tetap nekat dan berusaha mendekat. Tae-jun semakin khawatir dan mencoba mengalihkan perhatian tamu tersebut. Yong-jae dengan cepat mencoba meringkus tamu tersebut dan tangannya terluka oleh sabetan pisau yang dipegang tamu tersebut. Yun-hee mulai menjauh dan duduk sambil menangis.
Tae-jun dengan cepat ikut membantu Yong-jae dan menjatuhkan pisau yang dipegang tamu tersebut. Manager Yu dan yang lainnya juga ikut membantu karena polisi belum datang juga. Tae-jun mulai melepaskan ikatan ditangan Yun-hee. “aku tahu, aku bisa percaya padamu” ucap Yun-hee dan memeluk Tae-jun. Yong-jae melihatnya dan hanya bisa terdiam menahan sakit ditangannya.

Tamu tersebut berusaha melawan dan mengancam akan melompat jika mereka semakin mendekat. “jangan mendekat, kalau tidak aku akan melompat” teriak Tamu tersebut “Tuan, bunuh diri tidak akan memecahkan masalah” ucap Tae-jun mencoba menasehati “tamu?” “ya, anda berada di hotel kami berarti anda adalah tamu kami” jawab Tae-jun “aku diputuskan oleh Yun-hee dan sekarang aku kehilangan pekerjaan,aku tidak punya apa-apa sekarang,apa lagi yang bisa kulakukan?kematian adalah satu-satunya cara” teriak tamu tersebut sedih “apa kamu pernah mencoba benar-benar berusaha, kamu memilki keberanian untk melompat tapi mengapa kamu tidak memiliki keberanian untuk melanjutkan hidup” teriak Yun-hee “Nona Yun-hee, kamu tidak mengerti bagaimana penderitaan saya” “jadilah manusia yang bertanggung jawab!jangan jadi pengecut!ayo turun sekarang” teriak Yun-hee “benar, masa depan kamu masih panjang,kamu lihat apa yang akan terjadi saat kamu melompat” ucap Tae-jun. Tamu tersebut terdiam dan melihat ke bawah, dia mulai sedikit tenang dan memikirkan yang diucapkan Tae-jun adalah benar. “tapi, aku telah melukai mereka,apa mereka baik-baik saja?” tanya tamu tersebut ketakutan “ya, mereka akan baik-baik saja, ayo turunlah dan serahkan dirimu ke kantor polisi” ucap Tae-jun.

Tamu tersebut terdiam, Tae-jun perlahan-lahan mendekat dan mengulurkan tangannya kepada tamu “nanti jika kamu sudah bebas, kami akan menyambut kamu kembali dan pacar kamu di Hotel Seoul ini”. Tamu tersebut menatap Tae-jun dan menyambut uluran tangan Tae-jun. Semua yang berada disitu terdiam dan bernafas lega.

Dong-hyuk terus memandangi pulpen hadiah dari Jin-young kepadanya. Dong-hyuk melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dong-hyuk kembali menunggu dan terus berdoa agar Jin-young bisa datang dan menemuinya.

Sementara itu Hyun-chul datang ke meja resepsionis dan mengabarkan kepada Jin-young jika penculiknya sudah tertangkap,akan tetapi Young-jae terluka. Tanpa berpikir panjang Jin-young bergegas ke gereja dan berharap Dong-hyuk masih duduk disana dan akan menyambutnya dengan senyum termanisnya seperti yang sebelumnya dilakukannya jika melihat Jin-young. Harapan Jin-young sia-sia, Dong-hyuk sudah pergi dan tidak akan ada lagi senyum dari Dong-hyuk untuknya. Jin-young mulai meneteskan air mata.

Dong-hyuk kembali ke Bar dan memesan satu gelas anggur. Dong-hyuk mengarahkan pandangannya ke tempat dimana Jin-young dulu berdiri ketika melihatnya. Dong-hyuk hanya bisa menghela nafas karena hubungannya dengan Jin-young akhirnya harus berakhir sampai disini.

Manager Yu, Yun-hee dan Tae-jun mengantar Yong-jae ke kamar untuk beristirahat. Nyonya Choi datang dengan segera ke kamar mendengar Yong-jae terluka karena menolong salah satu staff. Yun-hee dengan cepat menyelinap dan takut jika Nyonya Choi memarahinya.
Tae-jun mengikuti Yun-hee. “Kim Yun-hee, gwaenchana?” tanya Tae-jun khawatir. Yun-hee tersenyum. Tae-jun meminta tolong kepada Hyun-chul untuk mengantar Yun-hee pulang begitu mereka sampai di Lobby. “tapi, saya harus menjaga meja resepsionist GM” ucap Hyun-chul “kenapa?” tanya Tae-jun heran. “Manager Su meminta saya untuk menjaganya selama dia pergi” jawab Hyun-chul “kemana dia pergi?” tanya Tae-jun lagi “katanya ada urusan yang mendesak”. Raut wajah Yun-hee langsung berubah mendengar Tae-jun mengkhawatirkan Jin-young “baiklah, kamu bisa kembali bekerja setelah mengantar Nona Yun-hee” ucap Tae-jun. Yun-hee berpamitan pergi dan meminta kepada Tae-jun untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Nyonya Choi karena dirinyalah Yong-jae sampai terluka.
Tae-jun bergegas ke villa Sapphire tempat Dong-hyuk menginap. Tae-jun menghentikan langkahnya begitu melihat Jin-young hanya duduk terdiam di depan pintu kamar Dong-hyuk. “apa yang kau lakukan disini?” tanya Tae-jun “aku tidak sempat melihatnya,ia punya sesuatu untuk diceritakan,kami berjanji bertemu di gereja, namun saya tidak bisa datang tepat waktu” jawab Jin-young sedih “kalau begitu cepat masuk, apa aku harus memencet Bel untukmu?” ucap Tae-jun “dia tidak ada di dalam” jawab Jin-young sedih dan berjalan pergi.

Tae-jun mengikutinya. Jin-young mulai bertanya keadaan Young-jae,karena tadi terburu-buru pergi tanpa sempat mengetahui keadaan Young-jae yang terluka. “dia baik-baik saja, kamu tidak ingin bertanya tentang Yun-hee?” tanya Tae-jun berusaha menganggu Jin-young yang sedang bersedih. Jin-young langsung cemberut dan mulai menyalahkan Yun-hee karena tidak bisa bertemu dengan Dong-hyuk. Tae-jun lagi-lagi membela Yun-hee dan mengatakan kalau itu bukan salah Yun-hee tapi salah penculiknya. “Mungkin memang ini sudah takdir, mungkin memang aku dan Dong-hyuk harus berakhir sampai disini” ucap Dong-hyuk sedih “benarkah?apa kau benar-benar berpikir seperti itu?” tanya Tae-jun “tapi, aku tidak bisa melupakannya” gumam Jin-young. Tae-jun memegang tangan Jin-young “ada apa?jangan menatapku seperti itu,aku berbicara seperti ini hanya padamu” ucap Jin-young dan menggandeng tangan Tae-jun “kamu adalah sahabat terbaik yang kumiliki selama bekerja di Hotel Seoul”. Tae-jun hanya tersenyum dan sedih melihat keadaan Jin-young seperti sekarang ini.

Dari kejauhan terlihat sebuah mobil yang perlahan-lahan mulai mendekat dan berhenti tepat di depan Tae-jun dan Jin-young. Tae-jun reflex melepaskan tangan Jin-young. Dong-hyuk turun dari mobil dan menatap tajam ke arah mereka berdua. “Dong-hyuk-si mianheyo, aku tidak bisa datang tepat waktu,sesuatu terjadi di Hotel…….” Ucap Jin-young tergagap-gagap “tidak perlu menjelaskan,aku bisa melihat sendiri mengapa Nona Jin-young tidak bisa datang,tidak perlu dijelaskan” ucap Dong-hyuk “kami mengalami situasi buruk di Hotel hari ini…jadi….” Ucap Tae-jun berusaha menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi namun Dong-hyuk sama sekali tidak mau mendengar penjelasan dari Tae-jun “Tuan Han Tae-jun, aku hanya ingin berbicara dengan Nona Jin-young,bisakah anda meninggalkan kami berdua” ucap Dong-hyuk. Tae-jun akhirnya pergi menjauh dan membiarkan Dong-hyuk dan Jin-young menyelesaikan masalah yang terjadi diantara mereka.

“saya sudah katakan bahwa ini adalah kesempatan terakhir kita” ucap Dong-hyuk “Hotel mengalami situasi buruk” ucap Jin-young berusaha membela diri “saya sudah mengatakan kalau ini adalah kesempatan terakhir kita,apa kamu masih belum mengerti,apa saya tidak berarti apa-apa untukmu?” tanya Dong-hyuk dengan suara yang lebih tinggi. Jin-young menggeleng “ini tidak seperti itu” “saya berpikir, kita mempunyai kesempatan untuk membicarakannya lagi,sehingga kamu bisa mendengar cerita saya, saya sudah menunggu kamu,tetapi kamu tidak muncul,bahkan jika saya sudah berbohong kepada kamu sebelumnya,apakah aku tidak berarti apa-apa lagi dimatamu?” “kamu tidak mengizinkan saya untuk berbicara” “Nona Suh Jin-young, terima kasih karena selama ini sudah bersama saya,saya berjanji sebelum pergi akan mendapatkan Hotel Seoul”. Kali ini Dong-hyuk berbicara kepada Tae-jun yang sedang merokok dan diam-diam mendengarkan pembicaraaan antara Dong-hyuk dan Jin-young “Tuan Han Tae-jun”. Tae-jun mematikan rokoknya dan berbalik menghadap Dong-hyuk “permainan akan dimulai,sebaiknya kau mempersiapkan diri, Nona Suh Jin-young selamat tinggal”. Jin-young terkejut dan kembali menangis “ini benar sudah berakhir, semuanya sudah berakhir” gumam Jin-young dan melihat mobil Dong-hyuk yang perlahan mulai menjauh bersama dengan cintanya. “jangan menangis, saya tidak ingin melihatmu menangis” ucap Tae-jun “lalu, apa yang harus saya lakukan” ucap Jin-young dan meninggalkan Tae-jun.

Keesokan harinya staff dapur dan F&B berkumpul dan mengucapkan selamat kepada Yong-jae karena sudah berhasil menolong Yun-hee. Jenny mulai berkomentar pedas “saya sangat iri sekali,setiap dia dalam kesulitan, ksatria hitam selalu muncul menolongnya”. Supervisor Lee tertawa dan mengatakan kalau dia juga akan melindungi Jenny jika Jenny dalam kesulitan. “tidak perlu,aku tidak cukup bodoh untuk diculik”. Yun-hee merasa tersinggung dan menatap tajam Jenny “kenapa?apa ucapanku salah?” tanya Jenny santai “aku tidak sengaja diculik, aku hanya tidak berhati-hati” jawab Yun-hee “benarkah?karena kamu bodoh makanya kamu diculik” ucap Jenny. Teman Yun-hee berusaha membela Yun-hee begitupun dengan Manager Yu “wah, bekerja di dapur membuatmu mempunyai temperamen tinggi” “apa maksudmu?apa hubungan antara pekerjaan dan marah?mengapa kamu menghubung-hubungkan dengan dapur” ucap Koki Noh marah berusaha membela Jenny “sudah, kita sedang bahagia mengapa kalian bertengkar” ucap Yong-jae berusaha menengahi. Koki Noh dan Manager Yu terdiam “ayo, staff dapur saatnya menyiapkan makan siang” perintah Koki Noh dan pergi “ayo F&B waktunya mengatur meja” perintah Manager Yu tidak mau kalah.

Yun-hee berlari ke balkon dan Yong-jae lagi-lagi mengikutinya. “sudahlah, jangan dipikirkan, dapur dan F&B dari dulu selalu seperti itu,ini bukan karena kamu” ucap Yong-jae berusaha menenangkan Yun-hee “aku sangat senang karena bisa menolongmu, ini pertama kalinya dalam hidupku bisa menyelamatkan gadis yang kucintai ketika berada dalam bahaya” tambah Yong-jae “Yong-jae, mianhae,kamu sudah terlalu baik kepadaku, tetapi aku….” “tidak perlu dikatakan, aku melakukannya dengan sukarela,jangan merasa bahwa kamu harus membalas kebaikanku” ucap Yong-jae “aku takut tidak bisa membalas perasaanmu” ucap Yun-hee “tolong berhenti!” pinta Yong-jae. Yun-hee hanya menghela nafas, yang dicintainya hanya Tae-jun dan mustahil baginya untuk bisa mencintai Yong-jae.
Yun-hee kembali bekerja dan lagi-lagi dia mendapat marah dari Mi-hee “Semua orang sedang sibuk mempersiapkan makan siang sementara kamu hanya tahu bersantai-santai”. Yun-hee berusaha membela diri dan mengatakan kalau tadi dia sedang bersama Yong-jae. Mi-hee tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari Yun-hee dan menyuruh Yun-hee ke dapur menyuruh para staff dapur bersiap-siap daripada menggunakan iphone.

Jin-young terduduk lemas di meja kerjanya. Son-jung dengan wajah tersenyum menghampiri Jin-young dan menanyakan keadaannya. “aku baik-baik saja” ucap Jin-young sedih. Son-jung mulai mengganggu Jin-young dengan mengatakan mungkin ini efek dari cinta. Telepon di meja kerja Jin-young berbunyi dan yang menelepon adalah Tae-jun yang mengajaknya bertemu di restoran Casablanca.
Jin-young bergegas ke restoran Casablanca “ada apa, kenapa ada kue dan hanya satu lilin?” tanya Jin-young heran begitu sampai. “apakah kamu ingat hari ini,hari apa?” tanya Tae-jun. Jin-young berusaha mencerna perkataan Tae-jun “omo, Tae-jun bukankah hari ini hari ulang tahunmu?”ucap Jin-young merasa bersalah “saya pikir, kamu tidak akan mengingatnya karena belakangan ini sudah cukup sibuk” ucap Tae-jun “bagaimana mungkin saya melupakannya,kenapa tidak memberitahuku sebelumnya supaya kita bisa mengundang yang lain?” keluh Jin-young “Hotel sedang berada dalam masa terpuruk,aku akan menjadi beban jika mengumpulkan mereka semua disini,tapi aku merasa tidak enak jika tidak memberitahumu” ucap Tae-jun sambil tersenyum “aku benar-benar merasa kehilangan dirimu, Jin-young yang dulu selalu ceria dan tidak seperti sekarang ini”gumam Tae-jun “aku bukan orang bodoh yang akan sedih terus menerus, jika hanya masalah sederhana,aku tidak akan seperti ini.aku benar-benar khawatir dengan Hotel,saya suka Hotel ini.Tae-jun kau juga tahu itu kan?”. Tae-jun mengangguk.
Jin-young dan Tae-jun turun ke lantai dasar. Jin-young berhenti ketika melihat Leo duduk sendirian tanpa ditemani Dong-hyuk. Jin-young menghela nafas dan kembali menuruni anak tangga bersama Tae-jun yang sempat ikut berhenti.

Jin-young tanpa sengaja berpapasan dengan Dong-hyuk di depan pintu Bar. Jin-young terus memandang Dong-hyuk tetapi Dong-hyuk sama sekali tidak berniat untuk memandangnya dan memilih untuk kembali berjalan. Jin-young terdiam dan kembali berjalan menuju Hotel. Tae-jun hanya terdiam melihat sikap Dong-hyuk yang pura-pura tidak melihat Jin-young.
Dong-hyuk mulai sibuk dengan rencana-rencananya merebut kepemilikan Hotel Seoul. Leo heran karena biasanya Dong-hyuk tidak semangat seperti ini. “aku adalah Shin Dong-hyuk yang hanya tahu bekerja dan bekerja” ucap Dong-hyuk tegas.

Dong-hyuk menandatangani perjanjian dengan salah satu pemegang saham yang bersedia menjual saham Hotel Seoul yang dimilikinya kepada Dong-hyuk. Dong-hyuk juga bertemu dengan pemegang saham yang lain,Tuan Kim yang sangat menginginkan Hotel Seoul tidak berada dibawah pimpinan Nyonya Choi lagi dan dulu sempat menyuruh Manager Oh mencari kaset hubungan Tae-jun dengan wanita lain (Yun-hee) sewaktu diadakan pemilihan GM .
Sementara itu Nyonya Choi dan Tae-jun juga mulai sibuk dan memikirkan strategi apa yang akan mereka lakukan dalam menghadapi Dong-hyuk dan Tuan Park yang mulai terang-terangan menunjukkan sikapnya yang menginginkan Hotel Seoul. “Anda dan Yong-jae hanya memiliki saham 40%, kita masih membutuhkan 11%,saya cukup yakin mereka telah membeli seluruh saham di pasaran,sekarang kita hanya bisa membujuk pemegang saham yang lain,tidak ada cara lain” ucap Tae-jun. “apa kamu punya nomor telepon para pemegang saham?” tanya Nyonya Choi “ya” jawab tae-jun dan memberikan buku telepon daftar pemegang saham.

“maaf, aku sudah punya janji”ucap Tuan Kim ketika menerima telepon dari Tae-jun. Dong-hyuk hanya tersenyum. Tae-jun mencoret nama Tuan Kim dari daftar pemegang saham yang bisa diajak kerja sama. Nyonya Choi mencoba menghubungi pemegang saham yang lain, sementara itu Dong-hyuk dengan bangga tersenyum karena sudah berhasil merebut saham di pasaran.
Tae-jun kesal karena para pemegang saham tidak bisa membantu. “masuk” ucap Tae-jun mendengar seseorang mengetuk pintu kantornya. Yun-hee dengan senyum termanisnya masuk dan membawakan makan malam untuk tae-jun. “aku membawakanmu makan malam, ada kimchi dan nasi, serta ikan goreng,buah-buahan dan makanan penutup, aku yakin kamu belum makan karena sibuk dengan urusan Hotel” “kenapa kamu melakukan ini, kamu sudah lelah setelah bekerja seharian?” tanya Tae-jun merasa tidak enak pada Yun-hee “saya tahu bahwa Hotel sedang dalam masa krisis” jawab Yun-hee “gumawo” ucap Tae-jun dan mulai makan. “ayo makan bersama”ajak Tae-jun “maaf Tuan, kami tidak bisa makan bersama tamu” ucap Yun-hee dan tertawa “Nona Yun-hee kamu selalu menghibur saya,apa yang bisa saya lakukan untukmu” ucap Tae-jun “karena kita tidak bisa makan bersama, bagaimana kalau makan di luar,itupun jika kamu punya waktu luang” ucap Yun-hee.

Yong-jae terus berdiri di pintu keluar dan menunggu Yun-hee hingga pulang. Yong-jae melihat Yun-hee dari kejauhan dan bersembunyi. Begitu Yun-hee dekat, Yong-jae tiba-tiba keluar dari persembunyiannya dan mengagetkan Yun-hee. “jangan menakut-nakuti seperti itu!saya menjadi paranoid semenjak kejadian itu” ucap Yun-hee marah “maaf,ayo kuantar pulang” ajak Yong-jae “tidak bisa, aku sudah berjanji pada ayah untuk menemaninya menemui klien di restoran” tolak Yun-hee “baiklah, aku antar” ucap Yong-jae.

Tuan Park,Dong-hyuk dan Leo sedang membicarakan sisa saham 3% yang masih belum mereka miliki. Yun-hee datang dan ikut mendengarkan percakapan mereka. “jadi, kamu mengatakan telah menemukan orang yang memiliki saham 3 % tersebut?” tanya Tuan Park “ya, almarhum Han Kim tetapi semua sahamnya sudah diberikan pada istrinya Nyonya Song” jawab Dong-hyuk “Nyonya Song,saya rasa pernah bertemu dengannya, jadi jika kita bisa memiliki saham 3 % milik Ibu Song dan masalahnya akan selesai?” tanya Tuan Park. Leo dan Dong-hyuk terdiam dan tidak berniat untuk menjawab karena takut jika Yun-hee mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan “tidak apa-apa,Yun-hee akan mengambil alih bisnis saya,karena itu tidak apa-apa jika dia ikut mendengarkan” ucap Tuan Park “setelah kita memiliki saham 3 %,kepemilikan Hotel Seoul akan berubah.kita dapat memecat semuanya Presiden,Gm dan staff lainnya” ucap Leo. Yun-hee yang daritadi terdiam terkejut mendengar ucapan Leo. “oke, saya serahkan semuanya pada kalian” ucap Tuan Park. “bagaimana pekerjaanmu di Hotel?” tanya Dong-hyuk pada Yun-hee “baik” jawab Yun-hee singkat. Tuan Park bertanya apa Dong-hyuk sudah memiliki pacar, Dong Hyuk hanya terdiam dan Leo yang menjawab pertanyaan Tuan Park. “lebih baik kita membicarakan masalah Nyonya Song” ucap Dong-hyuk memotong pembicaraan mereka dan tidak ingin jika Tuan Park bertanya lebih lanjut dan kembali membuka luka di hatinya.
Sementara itu Nyonya Choi dan Tae-jun juga mencari tahu siapa pemilik saham 3 %, namun mereka kalah jauh oleh Dong-hyuk dan Tuan Park yang sudah mengetahui pemilik saham 3 % dan bersiap-siap melancarkan serangan.

Seorang wanita terlihat menuju ke resepsionist yang saat itu dijaga oleh Jin-young dan ingin memesan kamar di villa diamond. “tapi, villa diamond sudah direserved” ucap Jin-young “kamu wanita yang 3 tahun yang lalu bukan?” tanya wanita tersebut sinis “ya” jawab Jin-young “kamu masih tetap sama” ucap tamu tersebut dan kali ini mengahadap Jin-young “terima kasih atas pujian anda” ucap Jin-young sopan “aku masih lebih suka villa diamond” ucap wanita tersbut “kami minta maaf,villa diamond sedang direnovasi, kami sangat menyesal” ucap Jin-young “oke, kalau begitu mungkin saya bisa berbicara dengan GM?bolehkah saya melihatnya” tanya wanita tersebut.
Jin-young ditemani Hyun-chul mengantar wanita tersebut ke kamarnya “wow, ternyata lebih bagus dari 3 tahun sebelumnya” gumam wanita tersebut senang “bagaimana GM Han Tae-jun sekarang?apa dia masih sama seperti dulu?”. Jin-young terdiam “tolong suruh dia kesini.suamiku sekarang sudah meninggal dunia,saya lajang sekarang” tambah wanita tersebut “maaf Nyonya, GM tidak berada disini sekarang” jawab Jin-young. Hyun-chul terkejut mendengarnya “benarkah?kemana dia pergi?” tanya wanita tersebut tidak percaya “dia sedang menghadiri konferensi di Pulau Jeju” jawab Jin-young berbohong “oh baiklah, kamu bisa pergi sekarang, oh tunggu sebentar,bisakah kau membelikan pakaian dalam dan stoking untukku” perintah wanita tersebut pada Jin-young.
Begitu mereka keluar dari kamar wanita tersebut, Hyun-chul mulai bertanya kepada Jin-young kenapa berbohong tentang GM padahal GM sekarang ada di Hotel. Jin-young menjelaskan kalau dia harus melindungi Tae-jun. Jin-young tidak ingin kejadian 3 tahun yang lalu terulang kembali kepada Tae-jun.

Jin-young bercerita kepada Son-jung kalau wanita yang dulu pernah memfitnah Tae-jun datang kembali ke Hotel ini. Rupanya wanita tersebut adalah wanita yang telah yang menjebak Tae-jun sehingga Tae-jun dikeluarkan dari Hotel (Episode 2) dan wanita tersebut adalah Nyonya Song. Wanita yang sekarang sedang dicari Tae-jun dan Nyonya Choi serta Dong-hyuk dan Tuan Park demi mendapatkan 3 % saham Hotel Seoul. Jin-young meminta kepada Son-jung untuk menjaga rahasia ini terutama dari Tae-jun. Tapi Son-jung yang dasarnya tukang gossip tidak sengaja menceritakan hal tersebut kepada Manager Oh. Manager Oh yang mendengar hal tersebut sangat senang. Telepon di meja Son-jung berbunyi, Son-jung dan Manager Oh reflex memegang telepon bersamaan. Son-jung langsung menarik tangannya dan Manager Oh tersenyum senang. Salah satu staff memberitahukan kepadanya jika salah satu tamu ingin bertemu dengannya.

Dong-hyuk sengaja memanggil Manager Oh untuk mengajaknya kerja sama dengan iming-iming akan dijadikan GM di Hotel Seoul menggantikan Tae-jun. Dong-hyuk sejenak melupakan kejadian sewaktu dirinya dan Leo diusir dari Hotel atas perintah Manager Oh. Manager Oh sebenarnya senang,apalagi dia sudah 20 tahun mengabdi pada Hotel Seoul tetapi balasannya justru Tae-jun yang terpilih untuk menjadi GM bukan dirinya. “aku akan memikirkannya dulu” ucap Manager Oh “kita tidak memiliki banyak waktu, Hotel Seoul bisa saja bangkrut sewaktu-waktu, harapan 1200 staff ada padamu” ucap Dong-hyuk meyakinkan, dan kenyataannya memang benar, Hotel Seoul sedang berada dalam masa krisis. “kita hanya membutuhkan saham Hotel Seoul yang sekarang dimiliki oleh Nyonya Song, jika kita sudah memilikinya maka kepemilikan Hotel Seoul akan berubah” tambah Leo.
Manager Oh keluar dari kamar Dong-hyuk dan mulai memikirkan tawaran Dong-hyuk. “Nyonya Song, Nyonya Song” gumam Manager Oh dan kembali masuk ke kamar Dong-hyuk.
Sementara itu Yun-hee melakukan hal yang sama, Yun-hee memberitahukan kepada Tae-jun rencana ayahnya dan Dong-hyuk untuk merebut Hotel Seoul. “bagaimana kau tahu hal tersebut?” tanya Tae-jun “aku sedang makan malam bersama ayahku dan Tuan Shin Dong-hyuk. Tuan Shin memberitahukan kepada ayah tentang saham yang dimiliki Nyonya Song dan kepemilikan Hotel Seoul akan berubah jika mereka mendapatkan saham tersebut” ucap Yun-hee “kenapa kau memberitahukan hal ini?” tanya Tae-jun “setelah mendapatkan Hotel Seoul, ayah akan merubah semua staff mulai dari tingkat managemen,jika demikian kau harus pergi dari Hotel ini,aku tidak ingin hal tersebut terjadi.Ayah saya sudah cukup kaya tanpa memiliki Hotel Seoul, lagipula kau harapan Hotel Seoul terutama Nyonya Choi,tidak ada waktu, carilah wanita itu sekarang” ucap Yun-hee.

Nyonya Song heran melihat seseorang berdiri di depan pintunya. Leo dan Dong-hyuk datang menemui Nyonya Song dan menawarkan untuk membeli sahamnya 20% dari harga di pasaran. “Nama kamu adalah Shin Dong-hyuk?kamu pria yang tampan,jika saya menyetujuinya apa yang akan kamu lakukan untuk membalas budi terhadap saya?” tanya Nyonya Song santai. Dong-hyuk yang mengerti maksud Nyonya Song yang blak-blakan mengatakan “saya bukan pria seperti itu, namun sebagai gantinya lebih baik jika kita makan malam bersama” ucap Dong-hyuk.

Pintu Nyonya Song kembali diketuk, “permisi” ucap Nyonya Song kepada Dong-hyuk dan Leo dan berdiri membuka pintu. Kali ini Jin-young yang datang dan membawakan pesanan Nyonya Song yaitu pakaian dalam dan stoking. “saya berkata untuk membeli merek yang lain, kenapa kamu membeli ini” ucap Nyonya Song dan mengeluarkan isi tas yang dibawa Jin-young. “saya membeli sesuai pesanan anda Nyonya” ucap Jin-young. Dong-hyuk spontan berbalik mendengar suara Jin-young begitupun dengan Jin-young yang terkejut melihat Dong-hyuk berada di kamar Nyonya Song.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms