Summer Movie - May

Summer Movie - May

Sunday 11 September 2011

Sinopsis Gost : In Your Arms Again Part 3 -Final-

Jin Ho tertunduk lesu di ruang kepolisian, kedua polisi yang pernah datang ke rumah Jin Ho masuk dan mengatakan bahwa tidak ada catatan criminal yang dar Kuroda, alih-laih memberikan informasi catatan criminal Unten, yang dulu pernah terbukti tidak penipuan. Jun Ho semakin lemas.
Sedang di rumah Jun Ho, Miharu mulai mencari catatan Nanami, akhirnya Miharu mendapatkannya setelah mengubek-ubek segala penjuru rumah.

Jun Ho bersikeras bahwa Unten tahu siapa pembunuh Nanami yaitu Kuroda. Namun sebaliknya, hal ini semakin menguatkan dugaan polisi bahwa Jun Ho yang berteman dengan Unten melakukan pernikahan penipuan!
“Mengakulah, kau melakukannya! Kau hanya ingin uang dari gadis itu!”
“Sudah berapa kali aku bilang! Aku tidak melakukannya!” geram Jun Ho.
Miharu berpura-pura menemui Jun Ho dirumahnya, memberikan empati untuk Jun Ho yang baru saja kehilangan Nanami. Muharu meminta Jun Ho untuk mengambilkan susu untuk dirinya, saat Jun Ho pergi sejenak, Miharu sengaja menumpahkan minumannya ke bajunya.
Jun Ho datang dan membantu Miharu untuk membersihkan bajunya. Tiba-tiba Miharu memegang tangan Jun Ho dan langsung memeluk Jun Ho.
“Jun Ho jangan pergi. Aku juga kesepian karena kehilangan sahabat baikku. Aku tahu aku tidak bisa menggantikan posisi Nanami. Jun Ho, Nanami tidak ada di sini lagi!” bujuk Miharu
Tiba-tiba, tembikar Nanami jatuh dan pecah. Jun Ho meminta Miharu untuk pergi. Jun Ho memungut potongan tembikar yang ada gambar Mimintroll, Jun Ho menggenggamnya erat. Semakin merindukan sosok Nanami.
Di luar, Miharu menghubungi Kuroda bahwa dirinya sudah mendapatkan password komputer Nanami. Miharu berjanji akan mengirimkan uang malam itu juga dan meminta bisnis mereka berakhir saat itu juga. Yang tidak diketahui Miharu, roh Nanami tepat berada di depan Miharu.
Nanami mencoba untuk merebut catatannya namun gagal, hanya menembusnya saja. Nanami akhirnya sadar dan tahu apa yang harus dilakukannya.

Nanami berlari dan berencana untuk ke rumah sakit. Dia akhirnya menumpang ambulans, dan bertemu dengan roh pria yang baru saja meninggal.
Nanami mencari gadis kecil yang dulu ditemuinya di rumah sakit. Mencarinya di segala ruangan dan akhirnya menemukannya sedang bermain di ruang bermain. Nanami duduk menghadap gadis kecil itu.
“Aku mencarimu, bagaimana cara melakukannya?” Tanya Nanami meminta di ajari cara menyentuh benda sama seperti yang dilakukan gadis kecil itu.
“Aku bisa menunjukannya kepadamu, namun dengan satu syarat” ujar gadis kecil/
Nanami bertanya apa syaratnya. “Jun Ho dulu suka datang kemari dan membuatkan anak-anak mainan ini. Dia sekarang tidak datang lagi, anak-anak sangat sedih. Apa bisa kau menyuruhnya kembali demi anak-anak?” pinta gadis kecil.
“Ya aku janji” ucap Nanami. Keduanya tersenyum.
Nanami mencoba untuk menyentuh gelas air, namun dicoba berulang-ulang namun tetap juga gagal. Gadis kecil mengarahkan Nanami agar menggunakan emosinya karena Nanami roh yang tidak punya tubuh.
“Dan lepaskan langsung!” ujar gadis kecil lalu memperagakan menendang gelas air.
Nanami berdiri dan langsung ikut menendang gelas air,meleset dan Nanami terjatuh. Gadis kecil tertawa dan member semangat kepada Nanami.
Nanami berkonsentrasi sebentar, sejenak menutup mata dan mencoba menendang lagi. Kali ini gelas air terlempar jauh. Nanami tertawa kegirangan begitu juga gadis kecil.
“Kenapa kau ada di sini?” Tanya Nanami tiba-tiba.
“Aku terpisah dari ibuku. AKu menunggunya dia menjemputku. Apa dia akan datang?” gadis kecil mulai menanggis, “Aku benar-benar merindukannya”
“Semoga kau cepat bertemu dengan ibumu” balas Nanami sambil mmeluk gadis kecil.
“Aku berharap kau bisa berbicara langsung dengan Jun Ho”
Nanami tersenyum mendengarnya.
Secepat mungkin Nanami kembali keruangan kantornya, dia membuka komputer miliknya dan mengaksesnya dengan paswordnya. Dia cepat-cepat membuka transaksi dan menutupnya kembali saat melihat Miharu sedang berjalan kearahnya. Akan tetapi Nanami sempat mengganti kata paswordnya.

Miharu masuk, tanpa menyadari telah didahului oleh Nanami. Miharu langsung membuka komputer Nanami, dan memasukan password yang sudah didapatnya. Namun gagal, tertulis password telah diubah. Miharu seakan tidak percaya dan mengulangi terus. Dia panic dan mulai frustasi. Sedang Nanami hanya berdiam diri melihat Miharu.
Miharu melangkah keluar dengan gontai karena rencananya gagal. Mendadak sebuah komputer lain menyala, dan Nanami menuliskan kembalikan kebahagiaannya. Miharu terkejut sekaligus ketakutan.
“Apa itu kau Nanami?” ucap Miharu lirih. “Nanami apa kau ada disini? Apa kau mengubah paswordnya?” Tanya Miharu masih berani.
Miharu lantas mengetik meminta kata password yang baru. Dia terus memohon agar Nanami memberikannya, frustasi tidak ada respon dari Nanami, Miharu semakin frustasi.
“Katakan padaku paswordnya! Jika aku tidak mendapatkannya aku akan habis! Katakan paswordnya!” teriak-teriak Miharu sangking kalapnya.
“Jika kau tidak mengatakan paswordnya, maka aku akan menghancurkan apa yang kau lindungi! Aku akan menghabisi Jun Ho!” teriak Miharu dengan kemarahan dan langsung pergi.
Nanami terbelalak tidak percaya.
Dan Nanamipun segera menemui Unten di praktek kerjanya. Nanami melihat begitu banyak orang berkerumun mengelilingi kakak Unten yang sedang menggantikan Unten menghubungi para roh, Nanami bertanya-tanya kemana Unten. Rupanya Unten tak jauh dan sedang lahap memakan makanan.

Salah satu roh mendadak masuk ke tubuh Unten. Dan mulai memeluk suami si arwah, Unten di dorong oleh suami si arwah. Unten pun merasa gerah dan memaksa roh tersebut untuk pergi. Begitu juga dengan roh yang berkerumun tadi.
Unten terduduk lemas, dan Nanami memohon Unten untuk membantunya terakhir kali. Unten terkejut dan meminta Nanami untuk pergi. Unten juga menyalahkan Nanami karena dia, kini Unten dapat mendengar suara para arwah. Bahkan mereka juga menggunakan tubuhnya.
Kakak Unten menghampirinya, dan mengatakan bahwa ibu bahkan nenek mereka juga merasa lelah dengan kelebihan mereka,
“Tapi mereka tetap memonolong mereka” sergah kakak Unten menasehati.
Bel pintu Jun Ho berbunyi, dan ketika Jun Ho membukanya seketika dia langsung menutupnya begitu mengetahui itu adalah Unten. Jun Ho masih merasa emosi dan mengira dia adalah penipu.
Di luar Unten memohon agar Jun Ho mendengarkannya, dan menjelaskan bahwa Nanami meninggal bukan karena kecelakaan, tapi dibunuh.
“Miharu, karena ingin menyembunyikan tindakan penipuan dirinya jadi dia membunuh Nanami” jelas Unten di balik pintu.
Nanami yang tadinya diluar melangkah masuk dengan menembus pintu. Dia melihat Jun Ho masih berdiri di depan pintu.
“Miharu ingin membunuhmu, aku mohon dengarkan Nanami” pinta Unten berharap Jun Ho mendengarkannya.
“Kenapa kau berfikir Nanami masih berada di sini?!” hardik Jun Ho. “Nanami sudah mati! Dan aku tidak bisa melihatnya lagi! Kenapa menipuku?”

Unten terdiam di balik pintu, kehabisan kata-kata. Jun Ho pun sama saja, kepedihan masuh menggelayut di wajahnya. Nanami mulai membuka suara,
“Yang dipakai Jun Ho..kemeja yang dipakainya saat pertama kali kami bertemu” lirih Nanami.
Unten yang mendengarnya langsung menyampaikan maksud Nanami. Jun Ho sontak memandang kemejanya.
“Pagi itu kami salah paham, dan aku menamparnya!” kata Nanami semakin jelas, Unten pun lagi-lagi menyampaikan untuk Jun Ho.
Jun Ho terdiam, dan terlihat semakin binggung. Nanami menyuruh Unten untuk mengatakan kepada Jun Ho agar memadang ke pintu.
Selagi Jun Ho melihat pintu, Nanami mengambil kapur. Jun Ho terperangah melihat kapur melayang (ya iyalah). Nanami mulai menggambar di pintu yang dulu di dia gambar di tembikarnya.
Jun Ho langsung tidak dapat menahan rasa tanggisnya begitu melihat gambar tersebut.
“Kau masih tidak bisa menggambar. Gambarmu benar-benar buruk” ucap Jun Ho pedih.
Nanami pun tahu Jun Ho kini mulai percaya.
Jun Ho membukakan pintu untuk Unten. Tanpa menunggu lama, Unten memberikan secarik kertas yang berisi password yang baru, dan menyuruh Jun Ho untuk memberikan kepada detektif yang menangani kasus Nanami. Unten berniat pergi, namun Jun Ho menahannya dan bertanya dimana Nanami sekarang?
“Katakan kepadanya aku duduk disampingnya” ujar Nanami.
“Dia duduk disampingmu” lanjut Unten.
Jun Ho mencoba merasakan kehadiran Nanami,
“Nanami. Aku ingin memelukmu untuk yang terakhir kalinya”
“Aku juga, ingin memelukmu untuk terakhir kalinya” ujar Nanami tercekat.
Melihatnya Unten pun bersedia untuk digunakan tubuhnya oleh Nanami. Sebagai perantara. Segera Nanami masuk ke tubuh Unten. Nanami menyentuh tangan Jun Ho, dan Jun Ho pun menutup matanya, merasakan kehadiran Nanami. Mereka pun berpelukan, melepas rindu yang tertahankan.

Keduanya dikagetkan dengan bunyi bel disertai teriakan Miharu memanggil Jun Ho, sontak roh Nanami keluar dari tubuh Unten. Di luar Miharu bersama dengan pembunuh bayaran.

Unten panic, sedang Jun Ho memberikan secarik kertas kepada Unten dan menyuruhnya ke polisi. Jun Ho bersiap menghadapi Miharu.
Jun Ho mendobrak pintu dan Miharu berserta pembunuh bayaran terjengkang jatuh. Jun Ho mengatakan kepada keduanya bahwa dia tahu merekalah yang membunuh Nanami. Jun Ho memperlihatkan secarik kertas, dan membeberkan password yang baru ada di tangannya. Jun Ho berlari pergi.
Si pembunuh bayaran langsung mengejar Jun Ho bersama anak buahnya, Jun Ho terus berlari kearah pusat keramaian. Tka disangka Jun Ho tersandung dan terjatuh. Si pembunuh bersiap untuk menahan Jun Ho, dan Jun Ho sekuat tenaga menghadapi mereka, walau kalah jumlah, Jun Ho tetap melawan mereka. Namun SI pembunuh berhasil menikam paha Jun Ho.
Jun Ho berteriak kesakitan, akan tetapi Jun Ho berhasil kabur. Dengan tertatih-tahih Jun Ho berlari sambil menahan sakit. Si pembunuh mengejarnya.
Sampai disebuah gang yang sepi, si pembunuh berjalan sambil mengejar Jun Ho. Tiba-tiba setumpuk kardus jatuh menimpanya. Si pembunuh merasa ada yang memukulnya dan dia jatuh tersungkur, dia kebingungan. Dia berlari tunggang langgang saat tahu itu perbuatan hantu.
Nanami tetap membuntuti si pembunuh, berulang kali dia menjatuhkan si pembunuh. Sedang si pembunuh begitu ketakutannya dan dia berlari kencang ke arah jalan, dan saat itulah sebuah mobil melintas dan menabrak si pembunuh. Si pembunuh mendapat ganjarannya, dia mati di tempat.

Roh si pembunuh bangun, dan kaget melihat Nanami. Kau sudah mati! Jelas Nanami.
Bayangan kegelapan muncul, dan langsung menyergap roh si pembunuh tadi, sempat berteriak sebelum benar-benar menghilang. Nanami memalingkan muka menahan kengerian.
Nanami tersadar dari kengeriannya saat mendengar suara Miharu meminta kertas berisi password dari Jun Ho. Tak jauh dari Nanami rupanya, Miharu mendesak Jun Ho. Jun Ho meremas kertas dan meleparkannya kea rah Miharu.
“Unten sudah mmebawanya ke polisi! Mereka akan menyelidikinya sekarang!”
“Apa?!” Bagiamana bisa?” teriak Miharu pucat pasi.

Mendadak Miharu tertawa jahat karena merasa dia di unjung tanduk. Nanami apa kau ada disini?! Teriak Miharu. Aku akan menghancurkan orang yang paling kau sayangi!
Nanami datang saat Miharu berusaha menebaskan pisaunya kea rah Jun Ho. Hentikan! Teriak Nanami ketakutan.
Jun Ho berusaha menghindari Miharu. Namun karena Jun Ho terluka di bagian kakinya dia merasa lemah, dia terjebab, Miharu bersiap menikam Jun Ho.
Hentikan!!! Teriak Nanami dengan kemarahan yang teramat sangat. Sontak semua lampu yang berada disekitar mereka meledak. Nanami langsung menubruk Miharu.
Hentikan! Teriak suara lain yang rupanya beberapa polisi yang dibawa Unten. Miharu terlonjak kaget. Dia berniat bunuh diri, Jun Ho langsung menahannya. Akan tetapi naas, pisaunya malah menikam Jun Ho tanpa sengaja.
Minami syok, menghampiri jun Ho yang tersungkur mulai tak sadarkan diri.
Suara gas dinyalakan, sebuah cangkir yang khas disiapkan. Tercium aroma kopi di pagi yang sangat cerah. Jun Ho menuangkan kopi seperti biasa. Dia melihat seorang gadis, Jun Ho pun menghampirinya.
Nanami, panggil Jun Ho penuh cinta.
Nanami pun tersenyum melihat Jun Ho. Jun Ho melangkah maju, mendekati Nanami dan langsung memeluknya. Erat.
“Aku bermimpi buruk. Kau meninggal. Aku ditinggal sendiri, Aku benar-benar sedih dan kesepian. Tapi sekarang baik-baik saja. Karena itu Cuma mimpi” ujar Jun Ho penuh kelegaan.
Nanami melepaskan pelukan Jun Ho, “Aku bertemu dengan gadis kecil di rumah sakit. Dia berkata dia sangat suka bermain dengan mainan yang kau buat. Jadi aku berjanji kepadanya.”
“Janji?” Tanya Jun Ho penasaran.
“Bahwa kau akan kembali ke rumah sakit. Dan kau akan membuat mainan tembukar lagi”
Jun Ho tersenyum hangat, “Aku akan membawamu kesana nanti”
Tatapam Nanami berubah menjadi sendu, dan meminta Jun Ho untuk tidak berhenti dari pekerjaannya. Jun Ho memegang Nanami erat, seakan tidak mau melepaskanya. Nanami menyentuh Jun Ho.
“Jangan lupa melewatkan makanmu saat bekerja, tidurlah yang cukup, ok?janji?” ucap Nanami.
Nanami memeluk Jun Ho erat, “Aku bahagia bertemu denganmu. Seperti yang kau katakan, kebahagiaan tidak akan kemana-mana”
Jun Ho hanya terdiam.
“Aku bahagia sekarang” bisik Nanami, Jun Ho semakin mempererat pelukannya. Sadar apa maksud Nanami. Nanami pun tak kalah sedihnya mengucapkan kata-kata perpisahan.
“Aku harus pergi sekarang” ucap Nanami terakhir kalinya sambil diiringi senyuman. Jun Ho berusaha tabah meneriam kenyataan pahit ini. Sebuah cahaya datang, air mata mengalir dari Jun ho.
“Jangan katakan ingin pergi denganku. Kita akan bertemu lagi”
“Nanami” panggil Jun Ho lirih.
“Jun Ho sarangheo..Aishiteru” akhirnya kata-kata yang tidak pernah terlontar dari bibir Nanami terucapkan juga. Jun Ho merasa lega mendengarnya.
“Aku juga begitu” balas Jun Ho dengan kata-kata yang biasa Nanami ucapkan dulu.
Keduanya saling tersenyum, merelakan pergi.
“Aku selalu mencintaimu” ucap Nanami, Jun Ho menganggung tanda mengerti.. Nanami memberikan ciuman terakhir untuk Jun Ho.
Jun Ho melepaskan Nanami walau berat. Akhirnya Nanami pergi untuk selamanya. RIP.
Jun Ho tersadar dari tidurnya. Di sebuah kamar di rumah sakit. Nanami, bisik Jun Ho menyadari mimpinya barusan. Dan terdiam saat membuka tangannya, sebuah kepingan tembikar yang ada potongan gambarnya. Jun Ho menanggis sedih.
Jun Ho tetap melanjutkan hidupnya sesuai janjinya kepada Nanami. Tersenyum saat melihat foto istrinya dan potongan tembikar miliknya. Jun Ho terus berusaha untuk tetap bahagia.

**END**

note :
Terimakasih sudah sudi membaca sinopsis ini. Film ini remake dari film hollywood yang berjudul Gost dan rilis sekitar tahun 1990. Saya sendiri sudah melihat versi aslinya. Dan maaf kalo, menunggu lama sinopsis final ini karena kepotong cuti lebaran.Hahah, untuk proyek selanjutnya belum ada. Hanya saja saya akan kembali ke rumah Pelangi Drama untuk proyek selanjutnya.
See next time every body..kamsahmida.. \^.^/

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms