Finally, setelah rilis dan tayang di cinema Indonesia 23 Maret, baru bisa kesampaian melihatnya semalam. Rasa penasaran yang bikin aku bela2in melihatnya. And the result is..wowww..such a damn awesome movie and deadly games!!
Untuk sekedar saran, aku tidak akan mengajak adek/anak-anak yang masih berusia 13 tahun kebawah, karena jalan cerita yang aku sadari tidak cocok untuk mereka, diantara beberapa adegan yang sedikit mengumbar kekerasan, jalan ceritanya sendiri merupakan pertarungan yang mematikan antara para tributes (peserta) yang berusia 12-18 tahun.
Tak jauh di daerah Amerika Utara yang kini runtuh, bencana kekeriangan, kelaparan, dan perang yang pada akhirnya dimenangkan oleh Panem. Sebuah negara yang dibagi atas 12 distrik. Nama ke 12 distrik ini juga mewakili tingkat kesejahteraan. Jadi bisa dipastikan distrik 12 merupakan wilayah yang paling miskin. 70 tahun yang lalu masyrakat distrik ini pernah melakukan pemberontakan kepada The Capitol, sistem pemerintah Panem yang terkesan otoriter. Maka untuk mencegahnya terulang dan juga sebagai hukuman, setiap tahun seorang anak laki-laki dan perempuan di pilih di setiap distrik untuk mengikuti The Hunger Games. Permainan di mana ada unsur hiburan, namun butral yang disiarkan secara langsung oleh pihak Panem. 24 tributes dipaksa untuk mengeliminasi lawan mereka.
Adalah Katnees Everdeen yang menjadi sukarela menjadi peserta menggantikan adiknya yang semula terpilih lewat pengundian. Bersama Peetta, laki-laki yang dikenal Katness sebelumnya mewakili distrik mereka yang terbilang wilayah miskin.
Akhirnya memang termasuk film yang memuaskan dari awal adegan Katness yang berburu dengan memanah yang akurat sampai dia terpilih sebagai pemenang Hunger Games. Sudah dipastikan karakter gadis yang kuat dan akan mejadi atribute yang tangguh tak mudah dikalahkan dengan kelihaiannya memanah. Walau pada dasarnya aku kurang 'setuju' kenapa harus ada pertarungan bernama Hunger Games, disiarkan secara langsung dapat disaksikan jutaan pemirsa termasuk keluarga didistrik masing-masing, dan dimana tributes merupakan anak-anak terpilih (mereka menyebutnya sukarelawan) yang berumur 12-18 tahun.
Namun demikian sang sutradara cukup cerdik dengan memperhalus adegan-adegan berdarah dengan tidak menshoot secara jelas adegan saling bunuh. Ini terlihat sesaat Hunger Games dimulai di arena, saat para atribute diperkenankan untuk saling mengambil jatah persediaan dan persenjataan. Maka saat itulah mereka diperkenankan untuk saling menjatuhkan lawan, adegan ini yang hanya sekilas saja dipertontonkan, bukan adegan yang berdarah-darah. Hal ini bisa dimaklumi secara pihak produksinya sendiri ingin mendapatkan rating PG-13 (film dimana boleh ditonton usia 13 tahun keatas).
Oh Yeah bicara akting, tokoh utama Katness Everdeen yang dibawakan oleh Jennifer Lawrence memang menampilkan akting yang totalitas. Dibesarkan di distrik yang kurang begitu maju membuat dia harus bertahan hidup dengan berburu, daripada meminta-minta jatah pangan dari The Capitol, pemerintah Panem. Inilah yang membuat katness sosok yang tangguh di arena yang diset dalam bentuk hutan.
Begitu juga dengan lawan mainnya, Josh Hutcherson yang berperan sebagai Peeta Mellark. Satu tim dengan Kattnes yang berada dari distrik 12, cenderung melihat keadaan dan memposisikan dirinya pada situasi arena. Jadi tak heran dia sempat mengikuti perintah dari tributes yang kuat.
Tak semuannya Hunger Games berisi adegan pertarungan, namun sang sutradara menyelipkan roman cinta antara keduanya, walau baik Katness dan Peeta sepertinya bersandiwara agar keduanya selamat dan menjadi pemenang. Dan pada akhirnya tidak saling bunuh. Ending yang sudah diduga sebelumnya, begitu klise namun tetap apik sekali lagi.
So far, The Hunger Games patut mendapatkan acungan jempol dengan cerita yang disajikan mampu membuat aku merasakan ketegangan dan tidak ada unsur membosankan dalam film ini. Salah satu film yang membuktikan film yang apik untuk dilihat yang sebelum promosi yang besar-besaran dan di klaim mampu menyaingi serial Twilight!
Credit : IMDb
Written by Asri @MovieZone
Untuk sekedar saran, aku tidak akan mengajak adek/anak-anak yang masih berusia 13 tahun kebawah, karena jalan cerita yang aku sadari tidak cocok untuk mereka, diantara beberapa adegan yang sedikit mengumbar kekerasan, jalan ceritanya sendiri merupakan pertarungan yang mematikan antara para tributes (peserta) yang berusia 12-18 tahun.
Tak jauh di daerah Amerika Utara yang kini runtuh, bencana kekeriangan, kelaparan, dan perang yang pada akhirnya dimenangkan oleh Panem. Sebuah negara yang dibagi atas 12 distrik. Nama ke 12 distrik ini juga mewakili tingkat kesejahteraan. Jadi bisa dipastikan distrik 12 merupakan wilayah yang paling miskin. 70 tahun yang lalu masyrakat distrik ini pernah melakukan pemberontakan kepada The Capitol, sistem pemerintah Panem yang terkesan otoriter. Maka untuk mencegahnya terulang dan juga sebagai hukuman, setiap tahun seorang anak laki-laki dan perempuan di pilih di setiap distrik untuk mengikuti The Hunger Games. Permainan di mana ada unsur hiburan, namun butral yang disiarkan secara langsung oleh pihak Panem. 24 tributes dipaksa untuk mengeliminasi lawan mereka.
Adalah Katnees Everdeen yang menjadi sukarela menjadi peserta menggantikan adiknya yang semula terpilih lewat pengundian. Bersama Peetta, laki-laki yang dikenal Katness sebelumnya mewakili distrik mereka yang terbilang wilayah miskin.
Akhirnya memang termasuk film yang memuaskan dari awal adegan Katness yang berburu dengan memanah yang akurat sampai dia terpilih sebagai pemenang Hunger Games. Sudah dipastikan karakter gadis yang kuat dan akan mejadi atribute yang tangguh tak mudah dikalahkan dengan kelihaiannya memanah. Walau pada dasarnya aku kurang 'setuju' kenapa harus ada pertarungan bernama Hunger Games, disiarkan secara langsung dapat disaksikan jutaan pemirsa termasuk keluarga didistrik masing-masing, dan dimana tributes merupakan anak-anak terpilih (mereka menyebutnya sukarelawan) yang berumur 12-18 tahun.
Namun demikian sang sutradara cukup cerdik dengan memperhalus adegan-adegan berdarah dengan tidak menshoot secara jelas adegan saling bunuh. Ini terlihat sesaat Hunger Games dimulai di arena, saat para atribute diperkenankan untuk saling mengambil jatah persediaan dan persenjataan. Maka saat itulah mereka diperkenankan untuk saling menjatuhkan lawan, adegan ini yang hanya sekilas saja dipertontonkan, bukan adegan yang berdarah-darah. Hal ini bisa dimaklumi secara pihak produksinya sendiri ingin mendapatkan rating PG-13 (film dimana boleh ditonton usia 13 tahun keatas).
Oh Yeah bicara akting, tokoh utama Katness Everdeen yang dibawakan oleh Jennifer Lawrence memang menampilkan akting yang totalitas. Dibesarkan di distrik yang kurang begitu maju membuat dia harus bertahan hidup dengan berburu, daripada meminta-minta jatah pangan dari The Capitol, pemerintah Panem. Inilah yang membuat katness sosok yang tangguh di arena yang diset dalam bentuk hutan.
Begitu juga dengan lawan mainnya, Josh Hutcherson yang berperan sebagai Peeta Mellark. Satu tim dengan Kattnes yang berada dari distrik 12, cenderung melihat keadaan dan memposisikan dirinya pada situasi arena. Jadi tak heran dia sempat mengikuti perintah dari tributes yang kuat.
Tak semuannya Hunger Games berisi adegan pertarungan, namun sang sutradara menyelipkan roman cinta antara keduanya, walau baik Katness dan Peeta sepertinya bersandiwara agar keduanya selamat dan menjadi pemenang. Dan pada akhirnya tidak saling bunuh. Ending yang sudah diduga sebelumnya, begitu klise namun tetap apik sekali lagi.
So far, The Hunger Games patut mendapatkan acungan jempol dengan cerita yang disajikan mampu membuat aku merasakan ketegangan dan tidak ada unsur membosankan dalam film ini. Salah satu film yang membuktikan film yang apik untuk dilihat yang sebelum promosi yang besar-besaran dan di klaim mampu menyaingi serial Twilight!
Detail Movie :
The Hunger Games (2012)
Director : Gary Moss
The Hunger Games (2012)
Director : Gary Moss
Screen Writer : Gary Moss, Suzanne Collins
Genres : Action, Drama, thriller
Country : USA
Realise Date : 12 March 2012 (USA), 22 March 2012 (INA)
Novel Trilogi by Suzanne Collins:
The Hunger Games
Catching Fire
Mockingjay
Country : USA
Realise Date : 12 March 2012 (USA), 22 March 2012 (INA)
Novel Trilogi by Suzanne Collins:
The Hunger Games
Catching Fire
Mockingjay
Written by Asri @MovieZone